Kamis, 17 Maret 2011

Mengapa Daging Babi Haram untuk Dikonsumsi?

FAKTA-FAKTA MENGAPA BABI HARAM
Islam telah melarang segala macam darah, analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat ), suatu senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, bersifat racun. Dg kata lain uric acid sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna yang diakibatkan oleh kandungan purine dalam makanan.Dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal,dan dibuang keluar tubuh melalui air seni. Dalam Islam dikenal prosedur khusus dalam penyembelihan hewan, yaitu menyebut nama Allah Yang MahaKuasa dan membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat danorgan organ lainnya utuh. Dengan cara ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya, sebab jika organ-organ misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging, mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun, dan pada masa-masa kini lah para ahli makanan baru menyadari akan hal ini, subhanallah.
Apakah kita tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher ? karena mereka tidak memiliki leher, sesuai dengan anatomi alamiahnya? Bagi orang muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.
Ilmu kedokteran mengetahui bahwa babi sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.
Allah SWT jelas telah MENGHARAMKANNYA BABI
a. QS. Al Baqoroh (2) : 173
b. QS. Al Maa'idah (5) : 3
c. QS. Al An `Aam (6) : 145
d. QS. An Nahl (16) : 115
Rasulullah SAW juga telah menegaskan babi lebih banyak mudhorotnya.

KENYATAAN DILAPANGAN TENTANG BABI :
Babi adalah binatang yang paling jorok dan kotor, Suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri & kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka berada pada tempat yang kotor, tidak suka berada di tempat yang bersih dan kering. Babi hewan pemalas dan tidak suka bekerja (mencari pakan), tidak tahan terhadap sinar matahari, tidak gesit, tapi makannya rakus (lebih suka makan dan tidur), bahkan paling rakus di antara hewan jinak lainnya. Jika tambah umur, jadi makin malas & lemah (tidak berhasrat menerkam dan membela diri). Suka dengan sejenis dan tidak pencemburu. A.V. Nalbandov dan N.V. Nalbandov (Buku : Adaptive physiology on mammals and birds). Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing pada daging babi (menurut penelitian ilmiah, hal tsb. disebabkan karena praeputium babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke daging). Lemak punggung babi tebal, babi memiliki back fat (lemak punggung) yang lumayan tebal. Konsumen babi sering memilih daging babi yg lemak punggungnya tipis, karena semakin tipis lemak punggungnya, dianggap semakin baik kualitasnya. Sifat lemak punggung babi adalah mudah mengalami oxidative rancidity, sehingga secara struktur kimia sudah tidak layak dikonsumsi.

Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur & Barat, yaitu Cina dan Swedia, menyatakan:
"Daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus & kolon". Persentase penderita penyakit ini di negara negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo. Babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus yang berbahaya, sehingga dikatakan sebagai Reservoir Penyakit. Gara-gara babi, virus Avian Influenza jadi ganas. Virus normal AI (Strain H1N1 dan H2N1) tidak akan menular secara langsung ke manusia. Virus AI mati dengan pemanasan 60 ºC lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih.Bila ada babi, maka dalam tubuh babi, Virus AI dapat melakukan mutasi & tingkat virulensinya bisa naik hingga menjadi H5N1. Virus AI Strain H5N1 dapat menular ke manusia. Virus H5N1 ini pada Tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700.000 orang (diberi nama Flu Hongkong).

Daging babi adalah daging yang sangat sulit dicerna karena banyak mengandung lemak. Meskipun empuk dan terlihat begitu enak dan lezat, namun daging babi sulit dicerna. Ibaratnya racun, seperti halnya kholesterol! Selain itu, daging babi menyebabkan banyak penyakit : pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mencekam (angina pectoris) , dan radang pada sendi-sendi.

Sekitar th 2001 pernah terjadi para dokter Amerika berhasil mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan, setelah beberapa waktu mengalami gangguan kesehatan yang ia rasakan setelah mengkonsumsi makanan khas meksiko yang terkenal berupa daging babi, hamburger (ham = babi, sebab aslinya, hamburger adalah dari daging babi). Sang perempuan menegaskan bahwa dirinya merasa capek-capek (letih) selama 3 pekan setelah makan daging babi. Telur cacing tsb menempel di dinding usus pada tubuh sang perempuan tersebut, kemudian bergerak bersamaan dengan peredaran darah sampai ke ujungnya, yaitu otak. Dan ketika cacing itu sampai di otak, maka ia menyebabkan sakit yang ringan pada awalnya, hingga akhirnya mati dan tidak bisa keluar darinya. Hal ini menyebabkan dis-fungsi yang sangat keras pada susunan organ di daerah yang mengelilingi cacing itu di otak. Penyakit-penyakit "cacing pita" merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang terjadi melalui konsumsi daging babi. Ia berkembang di bagian usus 12 jari di tubuh manusia, dan beberapa bulan cacing itu akan menjadi dewasa. Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar ”1000 ekor dengan panjang antara 4 - 10 meter”, dan terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).

Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan : ”Bahwa seseorang itu berkelakuan sesuai dengan apa yang dimakannya.” Melihat tayangan di salah satu TV swasta kemarin sore, seorang profesor dari IPB (lupa namanya) telah meneliti struktur DNA babi. Sesuatu yang mengejutkan ternyata, struktur gen babi itu mirip dengan struktur gen manusia. Jadi dapat dikatakan gen babi = gen manusia, jadi sama dengan kita memakan daging manusia (=kanibal), subhanallah. Jadi ada betulnya artikel tadi mengatakan kalau kita memakan babi bukan tidak mungkin karakter babi menempel pada kita, tidak pada kita, bisa jadi pada keturunan kita ! wallahu a’lam.

Keharaman Babi
Pemanfaatan babi hukumnya haram, baik atas daging, lemak, maupun bagian-bagian lainnya. Firman Allah SWT dalam QS.5:3 mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Demikian juga dengan firman-Nya dalam QS.6:145 dan QS.16.115, mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi. Dalil-dalil pada beberapa ayat ini merupakan nash yang jelas, yang menegaskan tentang keharaman, antara lain mengkonsumsi babi. Al-Qur’an menggunakan kata lakhma (daging) karena sebagian besar pengambilan manfaat dari babi adalah daging. Selain itu, dalam daging babi selalu terdapat lemak. Kendati Al-Qur’an menggunakan kata lakhma, pengharaman babi bukan hanya dagingnya. Tetapi seluruh tubuh hewan babi. Pandangan ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh: min dzikri’l-juz I wa iradati’l kulli. Artinya yang disebutkan sebagian dan dikehendaki seluruhnya.Bahwa daging babi mengandung cacing pita (taenia solium), hampir semua orang sudah mengenalnya. Ternyata tidak hanya itu bahaya yang mengancam pemakan babi. Lemak babi mengandung kolesterol paling tinggi dibandingkan dengan lemak hewan lainnya. Darahnya mengandung asam urat paling tinggi. Asam urat merupakan bahan yan jika terdapat dalam darah dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sedikitnya 70 jenis penyakit yang lazim diidap hewan babi dan beberapa diantaranya dapat ditularkan manusia yang memakannya.

Hikmah diharamkannya daging babi, terutama keberadaan cacing pita, seringkali disanggah oleh para ahli kesehatan modern. Mereka mengatakan bahwa cacing tersebut mudah dihilangkan bahkan dengan teknik pemasakan yang paling sederhana. Pandangan ini sungguh menyesatkan karena babi itu sendiri menjijikkan bagi orang yang bersih jiwanya. Allah SWT mengharamkan sejak masa silam untuk waktu yang lama agar manusia mengetahui. Manusia kini baru mengenal sedikit bahayanya, yakni cacing pita, namun demikian jauh sebelum itu Allah SWT telah mengharamkannya. Mungkin sekarang orang menganggap bahwa peralatan masak modern telah mengalami kemajuan, sehingga ada asumsi kalau daging babi tidak lagi membahayakan dan bukan merupakan sumber ancaman bagi manusia. Dengan teknologi pengolahan makanan dan teknik pemanasan yang canggih, bahaya itu sudah bisa dihilangkan.

Mereka lupa bahwa untuk mengatasi bahaya cacing pita saja telah memakan waktu berabad-abad. Itu hanya untuk mengungkap satu penyakit saja. Siapa yang dapat menjamin bahwa di luar penyakit itu sudah tidak ada lagi bahaya yang terkandung dalam daging babi. Apakah tidak selayaknya syari’at yang jauh lebih mendahului kemajuan pengetahuan manusia puluhan abad yang lalu kita percayai sepenuhnya? Semua keputusan diserahkan pada syari’at. Kita menghalalkan apa yang dibolehkan dan menghindari apa yang dilarang. Syariat ini adalah dari Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui bentuk dan karakteristik segala makhluk-Nya.

Kini dengan munculnya kasus Japaneese Enchephalitis (JE) di Malaysia, nyaris semua mata kembali terbuka. Satu lagi bencana mengancam manusia timbul dan bersumber dari babi. Rupanya Allah masih sayang pada manusia, sehingga sekali lagi manusia diingatkan agar menjauhi hewan haram itu. Sudah banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkan keburukan babi. Namun sejauh ini manusia tetap nekad memakannya

Hikmah Babi Diharamkan Dalam Islam
Hikmah Pengharaman Babi oleh Syeikh Fauzi Muhammad Abu Zaid Hal ini penting untuk diketahui, terutama oleh pemuda-pemuda kita yang sering pergi ke negara-negara Eropa dan Amerika, yang menjadikan daging babi sebagai makanan pokok dalam hidangan mereka.
Dalam kesempatan ini, saya sitir kembali kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, “Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?”
Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina.
Mengetahui hal itu, mereka bertanya, “Untuk apa semua ini?” Beliau menjawab, “Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia.”Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.
Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya beliau berkata, “Saudara-saudara, daging babi membunuh ‘ghirah’ orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya.”
Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi.
Sebagian darinya disebutkan oleh Dr.Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya “Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman”, halaman 130-131: “Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?”
Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo. Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah mengharamkan daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman tersebut tidak hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses dengan lemak babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa jenis roti yang bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua hal yang menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita tidak memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak atau minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap Allah SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatarbelakangi Allah SWT mengharamkan daging dan lemak babi.

Alasan Pengharaman Babi
1. Babi dilarang dalam Alquran
Alquran melarang konsumsi babi tidak kurang dari 4 tempat yang berbeda-beda. Ia adalah dilarang dalam surat 2:173, 5:3, 6:145 dan 16:115.
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, " [Al-Qur'an 5:3] ayat-ayat Al Qur'an Di atas cukup untuk memenuhi baagi Muslim mengapa babi diharamkan.
2. Konsumsi daging babi menyebabkan beberapa penyakit non-Muslim Lainnya dan atheists akan setuju hanya akan percaya melalui alasan, logika dan ilmu pengetahuan. Memakan babi dapat menyebabkan tidak kurang dari tujuh puluh berbagai jenis penyakit. Seseorang dapat memiliki berbagai helminthes(cacingan) seperti cacing gelang, cacing keremi, cacing tambang, dll Salah satu yang paling berbahaya adalah Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh. Jika ia memasuki otak dapat menyebabkan hilangnya memori. Jika memasuki jantung dapat menyebabkan serangan jantung, jika memasuki mata dapat menyebabkan kebutaan, jika memasuki hati itu dapat menyebabkan kerusakan hati. Hal ini dapat merusak hampir semua organ tubuh.
Helminthes berbahaya lain adalah Trichura Tichurasis. Umum kesalahpahaman tentang babi adalah bahwa jika dimasak dengan baik, telur nya akan mati. Dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telah ditemukan bahwa dari dua puluh empat orang menderita Trichura Tichurasis, dua puluh dua telah memasak babi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak dengan suhu normal.
3. Lemak babi mengandung bahan untuk bangunan. Daging Babi mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan dan kelebihan lemak. Lemak ini mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi dan serangan jantung. Tidak mengherankan bahwa lebih dari 50% dari Amerika menderita hipertensi.
4. Babi merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Babi yang merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Ia hidup dan berkembang di kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Ini adalah jalan terbaik yang saya tahu bahwa Allah menciptakannya. Di masyarakat desa tidak memiliki toilet modern dan mereka membuang kotoran di udara terbuka. Sangat sering kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.
Beberapa orang berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti Australia, babi dipelihara sangat bersih dan higienis. Bahkan dalam kondisi higienis ini babi-babi dalam kandang yang sama. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga mereka bersih, mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati kotoran kawannya sendiri
5. Babi adalah binatang yang paling tak tahu malu. Babi adalah yang paling tak tahu malu binatang di muka bumi. Ini adalah satu-satunya binatang yang mengundang teman-teman yang melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Di Amerika, kebanyakan orang mengkonsumsi babi. Sering kali setelah pesta dansa, mereka saling bertukar isteri; yaitu banyak yang berkata "Anda tidur dengan istri saya dan saya akan tidur dengan istri anda." Jika Anda makan babi maka anda berkelakuan seperti babi. Menurut sebuah artikel di majalah lokal di India, praktek bertukar istri telah menjadi hal yang lumrah di kehidupan Bombay.

Babi Sebagai Makanan
Dalam al-Quran, sebagai hewan, babi hukumnya najis jika disentuh dan haram untuk dimakan oleh umat Islam. Babi juga diharamkan untuk dikonsumsi dalam agama Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristen.
Namun babi banyak dikonsumsi orang Eropa dan orang Tionghoa. Beberapa suku bangsa di Indonesia selain suku Tionghoa-Indonesia yang umumnya juga suka mengkonsumsi babi yaitu suku Bali, Batak dan Manado. Dan dalam bahasa Jawa, babi berarti 'celeng.
Beberapa contoh makanan yang mengandung babi:
Babi panggang merah (manis) khas Tionghoa
Babi panggang putih (asin) khas Tionghoa
Sekba (berisi jeroan babi dengan kuah) khas Tionghoa (Jakarta, Bogor, Bandung, Tangerang)
Kitoba (irisan bagian kepala babi yang diolah dengan cara dikukus. Untuk menikmatinya harus dicelupkan ke dalam cuka aren yang disediakan khas Tionghoa Bogor
Sate babi khas Tionghoa: sama seperti daging sate pada umumnya namun tusukannya lebih besar dan rasanya manis.
Ngo hiang / Go Hiong: Daging babi cincang yang dibungkus dengan kulit kembang tahu tipis. (Jakarta, Bogor, Bandung).
Babi cin: Hidangan daging babi + minyak dengan kuah yang rasanya manis karena kecap manis.
Bakut: Hidangan khas Tionghoa yang merupakan paduan dari sayur asin dan kaldu iga babi.(Dapat dijumpai di seluruh Indonesia).
Saksang: Olahan daging babi khas daerah Tapanuli
Babi rica-rica: Daging babi olahan khas Manado yang rasanya sangat pedas.
Babi guling: Olahan daging babi khas Bali
Babi putar: Olahan daging babi khas Manado yang umumnya disajikan pada saat perayaan.

Bahaya Daging Babi
Babi adalah hewan yang sangat kotor karena biasanya memakan segala sesuatu yang diberikan kepadanya dari mulai bangkai, kotorannya sendiri sampai kotoran manusia. Secara psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak menyukai matahari, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat tamak, dan tidak memiliki kehendak dan daya juang, bahkan untuk membela diri sekalipun.
Secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan yang sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi. Di antara parasit-parasit itu adalah sebagai berikut:

Cacing Taenia Sollum
Parasit ini berupa larva yang berbentuk gelembung pada daging babi atau berbentuk butiran-butiran telur pada usus babi. Jika seseorang memakan daging babi tanpa dimasak dengan baik, maka dinding-dinding gelembung ini akan dicerna oleh perut manusia. Peristiwa ini akan menghalangi perkembangan tubuh dan akan membentuk cacing pita yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 3 meter. Cacing ini akan melekat pada dinding usus dengan cara menempelkan kepalanya lalu menyerap unsur-unsur makanan yang ada di lambung. Hal itu bisa menyebabkan seseorang kekurangan darah dan gangguan pencernaan, karena cacing ini bisa mengeluarkan racun. Apabila pada diri seseorang, khususnya anak-anak, telah diketahui terdapat cacing ini di lambungnya maka dia akan mengalami hysteria atau perasaan cemas. Terkadang larva yang ada dalam usus manusia ini akan memasuki saluran peredaran darah dan terus menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak, hati, saraf tulang belakang, dan paru-paru. Dalam kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang mematikan.

Cacing Trichinia Spiralis
Cacing ini ada pada babi dalam bentuk gelembung-gelembung lembut. Jika seseorang mengkonsumsi daging babi tanpa dimasak dengan baik, maka gelembung-gelembung -yang mengandung larva cacing ini- dapat tinggal di otot dan daging manusia, sekat antara paru-paru dan jantung, dan di daerah-daerah lain di tubuh. Penyerangan cacing ini pada otot dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan gerakan lambat, ditambah lagi sulit melakukan aktivitas. Sedang keberadaannya di sekat tersebut akan mempersempit pernafasan, yang bisa berakhir dengan kematian.Bisa jadi, cacing jenis ini tidak akan membuat seseorang meninggal dalam waktu singkat. Namun patut diketahui bahwa cacing-cacing kecil yang berkembang di otot-otot tubuh seseorang setelah dia mengkonsumsi daging babi bisa dipastikan akan menetap di sana hingga orang itu meninggal dunia.

Cacing Schistosoma Japonicus
Ini adalah cacing yang lebih berbahaya daripada cacing schistosoma yang dilkenal di Mesir. Dan babi adalah satu-satunya binatang yang mengandung cacing ini. Cacing ini dapat menyerang manusia apabila mereka menyentuh atau mencuci tangan dengan air yang mengandung larva cacing yang berasal dari kotoran babi. Cacing ini dapat menyelinap ke dalam darah, paru-paru, dan hati. Cacing ini berkembang dengan sangat cepat, dalam sehari bisa mencapai lebih dari 20.000 telur, serta dapat membakar kulit, lambung dan hati. Terkadang juga menyerang bagian otak dan saraf tulang belakang yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian.

Fasciolepsis Buski
Parasit ini hidup di usus halus babi dalam waktu yang lama. Ketika terjadi percampuran antara usus dan tinja, parasit ini akan berada dalam bentuk tertentu yang bersifat cair yang bisa memindahkan penyakit pada manusia. Kebanyakan jenis parasit ini terdapat di daerah China dan Asia Timur. Parasit ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan pembengkakan di sekujur tubuh, serta bisa menyebabkan kematian.

Cacing Ascaris
Panjang cacing ini adalah sekitar 25 cm. Cacing ini bisa menyebabkan radang paru-paru, radang tenggorokan dan penyumbatan lambung. Cacing ini tidak bisa dibasmi di dalam tubuh, kecuali dengan cara operasi.

Cacing Anklestoma
Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh dengan cara membakar kulit ketika seseorang berjalan, mandi, atau minum air yang tercemar. Cacing ini bisa menyebabkan diare dan pendarahan di tinja, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan darah, kekurangan protein dalam tubuh, pembengkakan tubuh, dan menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental, lemah jantung dan akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Calornorchis Sinensis
Ini jenis cacing yang menyelinap dan tinggal di dalam air empedu hati babi, yang merupakan sumber utama penularan penyakit pada manusia. Cacing ini terdapat di China dan Asia Timur, karena orang-orang di sana biasa memelihara dan mengkonsumsi babi. Virus ini bisa menyebabkan pembengkakan hati manusia dan penyakit kuning yang disertai dengan diare yang parah, tubuh menjadi kurus dan berakhir dengan kematian.

Cacing Paragonimus
Cacing ini hidup di paru-paru babi. Cacing ini tersebar luas di China dan Asia Tenggara tempat di mana babi banyak dipelihara dan dikonsumsi. Cacing ini bisa menyebabkan radang paru-paru. Sampai sekarang belum ditemukan cara membunuh cacing di dalam paru-paru. Tapi yang jelas cacing ini tidak terdapat, kecuali di tempat babi hidup. Parasit ini bisa menyebabkan pendarahan paru-paru kronis, di mana penderita akan merasa sakit, ludah berwarna cokelat seperti karat, karena terjadi pendarahan pada kedua paru-paru.

Swine Erysipelas
Parasit ini terdapat pada kulit babi. Parasit ini selalu siap untuk pembakaran pada kulit manusia yang mencoba mendekati atau berinteraksi dengannya. Parasit ini bisa menyebabkan radang kulit manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh tinggi.Sedang kuman-kuman yang ada pada babi dapat menyebabkan berbagai penyakit, diantaranya adalah TBC, Cacar (Small pox), gatal-gatal (scabies), dan Kuman Rusiformas N.Dalam berbagai argumentasi, sebagian orang berpendapat jika peralatan modern sudah jauh lebih maju dan bisa menanggulangi cacing-cacing ini sehingga tidak berbahaya lagi, karena panas tinggi yang dihasilkan oleh alat tersebut. Namun pengetahuan ini masih memerlukan kajian yang lebih mendalam. Sampai sekarang belum ada seorang ahli pun yang bisa memastikan dengan benar berapa derajat panas yang digunakan sebagai ukuran baku untuk membunuh cacing-cacing ini. Padahal menurut teori, memasak daging yang benar adalah tidak terlalu cepat namun juga tidak terlalu lama. Karena jika terlalu cepat dikhawatirkan parasit-parasit yang terdapat dalam daging tidak sempat mati sementara kalau terlalu lama semua kandungan gizi daging akan hilang dan hanya menyisakan toxic (racun). Kalau sudah demikian siapa yang berani menjamin kalau daging babi cukup aman untuk dikonsumsi?

Memang benar dalam tubuh sapi juga ada cacing. Cacing tersebut diberi nama T. Saginata. Tapi babi sendiri kadang-kadang juga menjadi sarang cacing jenis ini. Namun demikian ada perbedaan yang mendasar antara cacing yang terdapat pada sapi dan cacing yang ada pada babi. Saginata yang ada pada babi melangsungkan proses hidupnya dalam tubuh manusia sedangkan saginata yang ada pada sapi hanya dapat hidup di dalam sapi dan tidak hidup di dalam tubuh manusia, sekalipun sudah terlanjur masuk dalam tubuh manusia. Adapun keberadaan saginata dalam tubuh manusia mungkin disebabkan oleh proses masak yang tidak baik di dalam tubuh babi.Disamping itu daging babi adalah daging yang paling sulit dicerna, karena kandungan zat lemaknya sangat tinggi. Tabel berikut akan menjelaskan kadar lemak yang terdapat dalam daging babi dan hewan lainnya:
Babi gemuk 91%, Kambing gemuk 56%, Sapi gemuk 35%
Babi sedang 60%, Kambing sedang 29%, Sapi sedang 20%
Babi kurus 29%, Kambing kurus 14%, Sapi kurus 6%
Selain itu jika dibiarkan berada di udara terbuka maka daging yang pertama kali busuk adalah daging babi, diikuti daging domba dan yang terakhir adalah daging sapi. Akan tetapi apabila daging-daging tersebut dimasak, maka yang paling lambat masaknya adalah daging babi.Dari hasil penelitian juga diperoleh kesimpulan bahwa daging kambing dan daging sapi berada dalam lambung selama 3 jam proses pencernaan sempurna, sementara daging babi bisa berada dalam lambung selama 5 jam hanya untuk memperoleh hasil pencernaan yang sempurna.Jika ada yang bertanya: buat apa babi diciptakan jika tidak untuk dimakan? Kita bisa jawab: di dalam tubuh babi ada hal yang bisa kita petik pelajarannya dan kemudian kita hindari sebagaimana naluri kita selalu berkata untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari pengaruh virus flu atau bibit penyakit lainnya. Namun jika dia masih juga bersikukuh tentang babi, maka paling tidak dia harus bisa membuktikan bahwa daging tersebut aman dari pengaruh parasit maupun kandungan lemaknya yang tinggi. Apa dia dapat melakukannya sementara para ahli saja tidak benar-benar berani menjaminnya?

Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing pada daging babi.
Nah, ternyata menurut penelitian ilmiah, hal tsb. disebabkan karena praeputium babi sering bocor, sehingga urine babi tsb.merembes ke daging.
Lemak punggung babi tebal.
1. Babi memiliki back fat (lemak punggung) yang lumayan tebal.
2. Konsumen babi sering memilih daging babi yg lemak punggungnya tipis,
karena semakin tipis lemak punggungnya, dianggap semakin baik kualitasnya.
3. Sifat lemak punggung babi adalah mudah mengalami oxidative rancidity, shg. secara struktur kimia sudah tidak layak dikonsumsi.

Fakta-fakta yang membuat seseorang harus segera menjauhi babi
1. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan di depannya.
2. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya.
3. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
4. Kadang ia mengencingi kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali.
5. Ia memakan sampah, busuk-busukan, & kotoran hewan.
6. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar & dalam waktu lama, jika dibiarkan.
7. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
8. Penelitian ilmiah modern di 2 negara Timur & Barat, yaitu Cina dan Swedia :

Cina & Swedia menyatakan:
“Daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus & kolon”.
a. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis.
b. Terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia seperti Cina dan India ).
c. Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000.
d. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo . Babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus yang berbahaya, sehingga dikatakan sebagai Reservoir Penyakit, seperti : Virus Encephalitis, Virus Ebola, Virus H5N1, cacing pita, dll.

1. Virus Encephalitis menyerang otak kecil
2. Di Malaysia, virus ini pernah menghebohkan karena membunuh 90 orang hanya dalam waktu 60 hari.
3. Sekarang pemerintah Malaysia melokalisasi babi.

Daging babi adalah tempat persinggahan bagi beberapa jenis cacing yang berbahaya.
1. Cacing pita (Taenia solium),
2. Cacing spiral (Trichinella spinalis),
3. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale),
4. Cacing paru-paru (Paragonimus),
5. Fasciolepsis busci, Schistosoma japonicum,
6. Chlonorchis sinensis,
7. Erypsipelothrix sp., dll.

CACING PITA (Taenia solium)
1. Larva & cyste cacing pita babi dapat bermigrasi ke tubuh manusia melalui usus & peredaran darah.
2. Apabila manusia memakan daging babi yg tidak dimasak dgn baik, maka larva-larva cacing akan masuk, menempel pada dinding, dan berkembang biak di usus manusia.
3. Cacing-cacing tsb. akan menyedot sari-sari makanan.
4. Akibatnya : anemia (kurang darah), gangguan pencernaan, diare, histeria, mudah kaget, dll

Beberapa macam bakteri yang ada pada daging babi :
Gara-gara babi, virus Avian Influenza (AI)jadi ganas

SEBENARNYA.
1. Virus normal AI (Strain H1N1 dan H2N1) tidak akan menular secara langsung ke manusia.
2. Virus AI mati dengan pemanasan 60 oC lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih.
3. Bila ada babi, maka dalam tubuh babi, Virus AI dapat melakukan mutasi & tingkat virulensinya bisa naik hingga menjadi H5N1.
4. Virus AI Strain H5N1 dapat menular ke manusia.
5. Virus H5N1 ini pada Tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700.000
orang (diberi nama Flu Hongkong).

Demikianlah sekelumit fakta ilmiah mengapa daging babi diharamkam untuk dikonsumsi. Semoga umat Islam memahami hikmah larangan-larangan haram yang difirmankan oleh Allah SWT. Sesungguhnya kajian ilmiah yang terkandung dalam berbagai larangan haram yang tersebut dalam Al-Quran itu sungguh sangat beralasan bila dikaji secara ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan. Semoga tulisan ini bermanfaat!

Sumber : http://cahayamuslim.blogspot.com/2009/03/mengapa-daging-babi-haram-untuk.html

Rabu, 16 Maret 2011

Kitab Weda

Cemohan yang paling banyak kita dengan sebagai penganut Hindu diluar tuduhan filosofis adalah bahwasanya umat Hindu sangat jarang memiliki kitab sucinya sendiri, Veda. Sangat berbeda dengan saudara-saudara kita yang Muslim dan Kristen yang dapat selalu menenteng kitab suci kemanapun mereka pergi. Selalu dapat membuka kitab suci dalam setiap diskusi, ceramah dan ibadah mereka. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh umat Hindu, bahkan mungkin tidak akan pernah.

Kenapa tidak bisa demikian? Karena Veda tidak sesempit kitab suci mereka. Jika kitab suci mereka hanya terdiri dari ribuan ayat, sehingga dapat dituliskan dalam sebuah buku, maka tidak demikian dengan Veda yang terdiri dari jutaan sloka. Untuk membayangkan betapa luasnya Veda, mungkin anda dapat melihat lampiran pembagian Veda pada bagian akhir artikel ini dan juga dapat mendownload poster Veda disini.

Melihat Veda yang sangat luas seperti itu? Apa yang harus dilakukan sebagai umat Hindu? Apakah hanya dapat bangga dengan kitab sucinya yang sangat-sangat komplit tanpa pernah membacanya, bahkan tanpa pernah melihat secuil bagiannyapun?

Untuk mempelajari seluruh kitab suci Veda tentunya bukanlah perkara mudah. Umur manusia pada jaman kali ini sangat terbatas, rata-rata hanya di bawah 80 tahun. Dan itupun belum dipotong oleh tuntutan kesibukan material yang notabena harus dilakukan lebih dari 16 jam per hari. Lalu, berapa jam dalam hidup kita yang dapat kita manfaatkan secara efektif dalam mempelajari Veda? Yakinkah anda dapat membaca dan mengerti seluruh Veda dengan waktu yang singkat, ingatan yang terbatas dan berbagai macam ketidaksempurnaan itu?

Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia tidak sempurna karena: Indriya-indriya jasmani terbatas dan tidak sempurna dan cendrung mengkhayal, menipu dan berbuat salah. Untuk mengerti Veda yang spiritual dan transendental secara lengkap, tidak dapat dilakukan secara pratyaksa (pengamatan dan penglihatan langsung) dan anumana (menyimpulkan berdasar tanda dan bukti-bukti empiris).

Veda menetapkan bahwa ia hanya bisa dipelajari dan dimengerti secara sabda-pramana, mendengar dari sumber yang benar dan sah yaitu dari para Acarya (guru kerohanian) secara param para ( proses menurun/deduktip) dalam garis perguruan (sampradaya) sah dan jelas sebagaimana ditegaskan dalam Bhagavad Gita 4.2; “evaà paramparä-präptam imaà räjarñayo viduù sa käleneha mahatä yogo nañöaù parantapa” dan Bhagavad Gita 4.32; “evaà bahu-vidhä yajïä vitatä brahmaëo mukhe karma-jän viddhi tän sarvän evaà jïätvä vimokñyase”. Karena itu, Veda disebut sruti, pengetahuan yang diperoleh dari mendengar; dan smrti, pengetahuan yang diingat dari cara mendengar.

Tetapi proses sabda-pramana ini disalah mengerti oleh para sarjana duniawi berwatak materialistik yang berpegang teguh pada proses empiris-induktip. Mereka berkata bahwa proses sabda ini mengharuskan orang percaya secara membuta, patuh dan tunduk pada dogma, berpegang pada keyakinan tanpa dasar atau khayalan.

Menurut mereka, proses sabda tidak bisa dipercaya karena tidak ilmiah yaitu tidak didukung bukti-bukti empiris yang dapat dilihat.

Sesungguhnya proses sabda ini adalah sederhana yaitu mendengar dari sumber (orang) yang mengetahui seperti sering dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan dogma, kepercayaan atau keyakinan buta dan bukan pula khayalan. Contoh, bila seseorang ingin mengetahui dengan mudah dan pasti siapa ayahnya, maka dia harus bertanya kepada si ibu. Bandingkan jika si anak harus mengetahuinya dengan cara tes DNA, berapa biaya dan waktu yang harus dikeluarkan?

Kita juga tidak dapat menganggap bahwa Veda yang digolongkan sebagai Veda Sruti lebih tinggi kedudukannya dari Veda-Veda yang digolongkan kedalam Veda Smrti. Keseluruh Veda merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dengan pernyataan bahwa Veda Smrti merupakan penjelasan dan ingatan dari Veda Sruti, bukan berarti Veda Smrti tidak disabdakan. Bhagavad Gita yang digolongkan sebagai Veda Smrti disabdakan langsung oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna dan ditulis langsung oleh Tuhan sebagai Shaktyawesa Awatara, yaitu Maha Rsi Vyasadeva. Sri Swami Sivananda menjelaskan bahwa sampai saat ini Maha Rsi Vyasa masih ada di dunia ini.

brhad-aranyaka upanisad 2.4.10 mengatakan; “rg, yajur, sama dan atharva veda dan itihasa semuanya keluar (berasal) dari nafas kebenaran mutlak, Tuhan Yang Maha Esa. Dan lebih lanjut Bhagavad Gita 3.15 menegaskan; “brahmaksara-samudbhavam”, pengetahuan veda langsung di wejangkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Disinilah uniknya Veda. Veda yang diwahyukan paling awal, bersifat anadi ananta, kekal abadi, diwahyukan pada banyak Rsi dan bahkan ditulis oleh penjelmaan Tuhan sendiri serta selalu dijaga dan diwahyukan kembali dari jaman ke jaman oleh Avatara Tuhan. Tidak ada satu kitab sucipun selain Veda yang memiliki keunikan seperti ini.

PEMBAGIAN KITAB SUCI VEDA

  • Rig Veda
  • Sama Veda
  • Yajur Veda
  • Atharva Veda
  • Bhagavad Gita
  • Shiksha
    • Shamana Shiksha
    • Vyali Shiksha
    • Svaravyanjana Shiksha
    • Shaishiriya Shiksha
    • Vyasa Shiksha
    • Charayaniya Shiksha
    • Atreya Shiksha
    • Vasishtha Shiksha
    • Paniniya Shiksha
    • Lakshmikanta Shiksha
    • Parashari Shiksha
    • Padyatmika Keshavi Shiksha
    • Shaishiriya Shiksha
    • Katyayani Shiksha
    • Varnaratnapradipika Shiksha
    • Madhyandina Shikisha
    • Mandavya Shiksha
    • Vasishthi Shiksha
    • Yagyavalkya Shiksha
    • Mallasharma Shiksha
    • Amoghanandini Shiksha
    • Avasananirnaya Shiksha
    • Siddhanta Shiksha
    • Apishali Shiksha
    • Sarvasammata Shiksha
    • Aranya Shiksha
    • Shambhu Shiksha
    • Kalanirnaya Shiksha
    • Bharadvaja Shiksha
    • Kauhaliya Shiksha
    • Pari Shiksha
    • Shodashashloki Shiksha
    • Manduki Shiksha
    • Naradiya Shiksha
    • Gautami Shiksha
    • Lomashi Shiksha
    • Kaundinya Shiksha
    • Atharvavediya Dantyoshthavidhi
    • Padachandrika
  • Kalpa
    • Grihya sUtra
      • Apastamba Grihya Sutra
      • Vaikhanasa Grihya Sutram
      • Bharadvaja Grihya Sutra
      • Ashvalayana Grihya Sutra
      • Drahyayana
      • Kaushitaka Grihya Sutra
      • Kauthuma Grihya Sutra
      • Manava Grihya Sutra
      • Paraskara Grihya Sutra
      • Varaha Grihya Sutra
      • Hiranyakeshi Grihya Sutra
      • Kathaka Grihya Sutra (Laugakshi)
      • Gobhila Grihya Sutra
      • Jaimini Grihya Sutram
      • Shankhayana Grihya Sutra
      • Kaushika Sutram
      • Bodhayana Grihya Sutram
      • Agniveshya Grihya Sutram
      • Grihya Sutram
    • Shrauta Sutra
      • Apastamba Shrauta Sutra
      • Shankhayana Shrauta Sutra
      • Vaitana Shrauta Sutra
      • Mashaka Shrauta Sutra
      • Vadhula Shrauta Sutra
      • Manava Shrauta Sutra
      • Bharadvaja Shrauta Sutra
      • Drahyayana Shrauta Sutra
      • Latyayana Shrauta Sutra
      • Varaha Shrauta Sutra
      • Katyayana Shrauta Sutra
      • Kathaka Shrauta Sutra
      • Ashvalayana Shrauta Sutra
      • Jaiminiya Shrauta Sutra
      • Nidana Shrauta Sutra
      • Baudhayana Shrauta Sutra
      • Vaikahanasa Shrauta Sutra
      • Hiranyakeshi Shrauta Sutra
    • Shulba Sutra
      • Apastamba Shulba Sutra
      • Baudhayana Shulba Sutra
      • Katyayana Shulba Sutra
      • Manava Shulba Sutra
      • Hiranyakeshi Shulba Sutra
      • Kathaka Shulba Sutra
      • Varaha Shulba Sutra
      • Vadhula Shulba Sutra
    • Dharma Sutra
      • Apastamba Dharma Sutra
      • Baudhayana Dharma Sutra
      • Gautama Dharma Sutra
      • Vaikanasa Dharma Sutra
      • Vishnu Dharma Sutra
      • Vasishtha Dharma Sutra
      • Hiranyakeshi Dharma Sutra
  • Vyakaran
    • Ashtadhyayi dari Maharshi Panini
  • Jyotish
    • Brihat Parashara Hora Shastra
    • Muhurtachintamani
    • Surya Siddhanta
    • Shatpanchahika
  • Chhanda
    • Pingala Chhandahsutra
  • Nirukti
  • Enam Darshanam (Nyaya, Vaisheshika, Sankhya, Yoga, Karma mimansa, Vedanta)
    • Nyaya darshanam
    • Vaisheshika darshanam
    • Samkhya darshanam
    • Yoga darshanam
      • Bhagavd gita
      • Shiva Sutra
      • Shiva samhita
      • Vijnana bhairava
    • Karma Mimansa darshanam
    • Vedanta darshanam
  • Gandharva Veda
    • Sangita Ratnakara dari Sharangdeva
  • Dhanur Veda
    • Vasishtha Dhanurveda
    • Shiva dhanurveda dari Maharshi Sharngadhara
    • Niti prakashika dari Maharshi Vaishampayana
  • Sthapatya Veda
    • Mayamatam
    • Manasara
    • Vishvakarma Vastu Shastra
    • Manushyalaya Chandrika
    • Asumadheda Vastu Shastra
    • Mula Agamas
      • Kamikagama
      • Karanagama
      • Ajitagama
      • Diptagama
      • Sukshmagama
      • Svayambhuvagama
      • Rauravagama
      • Makutagama
      • Chandrajnanagama
      • Parameshvaragama
      • Kiranagama
      • Amshumadbheda Vastu Shastra
      • Viragama
      • Dan masih banyak lagi
  • Kashyap Samhita
    • Sutrasthanam
    • Vimanasthanam
    • Sharirasthanam
    • Indriyasthanam
    • Chikitassthanam
    • Siddhisthanam
    • Kalpasthanam
    • Khilasthanam
  • Bhela Samhita
    • Kalpasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Indriyasthanam
    • Sharirasthanam
    • Vimanasthanam
    • Nidanasthanam
    • Sutrasthanam
    • Siddhisthanam
  • Harita Samhita
    • Prathamasthanam
    • Dvitiyasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Sutrasthanam
    • Kalpasthanam
    • Sharirasthanam
  • Charak Samhita
    • Vimanasthanam
    • Sharirasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Indriyasthanam
    • Nidanasthanam
    • Siddhisthanam
    • Sutrasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Kalpasthanam
  • Sushruta Samhita
    • Nidanasthanam
    • Sutrasthanam
    • Sharirasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Kalpasthanam
    • Uttarasthanam
  • Vagbhatta Samhita
    • Sutrasthanam
    • Nidanasthanam
    • Sharirasthanam
    • Chikitsasthanam
    • Kalpasthanam
    • Uttarasthanam
  • Bhava Prakash Samhita
    • Madhya Khandam
    • Uttara Khandam
    • Purva Khandam
    • Bhava Prakash Nigantu
  • Sharngadhara Samhita
    • Prathama Khanda
    • Madhyama Khanda
    • Uttara Khanda
    • Parishishtam Khanda
  • Madhava Nidan Samhita
  • Upanishad
    • Isha Upanishad, (Śiv, Mukhya)
    • Kena (SV, Mukhya)
    • Katha (KYV, Mukhya)
    • Praśna, (AV, Mukhya)
    • Muṇḍaka (AV, Mukhya)
    • Māṇḍūkya (AV, Mukhya)
    • Taittirīya (KYV, Mukhya)
    • Aitareya, (ṚV Mukhya)
    • Chāndogya (SV, Mukhya)
    • Bṛhadāraṇyaka (ŚYV, Mukhya)
    • Brahma (KYV, Sannyasa)
    • Kaivalya (KYV, Shaiva)
    • Jābāla (ŚYV, Sannyasa)
    • Śvetāśvatara (KYV, Sannyasa)
    • Haṃsa (ŚYV, Yoga)
    • Āruṇeya (SV, Sannyasa)
    • Garbha (KYV, Sannyasa)
    • Nārāyaṇa (KYV, Vaishnava)
    • Paramahaṃsa (ŚYV, Sannyasa)
    • Amṛtabindu (KYV, Yoga)
    • Amṛtanāda (KYV, Yoga)
    • Śira (AV, Shaiva)
    • Atharvaśikha (AV, Shaiva)
    • Maitrāyaṇi (SV, Sannyasa)
    • Kauśītāki (ṚV, Samanya)
    • Bṛhajjābāla (AV, Shaiva)
    • Nṛsiṃhatāpanī (AV, Vaishnava)
    • Kālāgnirudra (KYV, Shaiva)
    • Maitreyi (SV, Sannyasa)
    • Subāla (ŚYV, Samanya)
    • Kṣurika (KYV, Yoga)
    • Mantrika (ŚYV, Samanya)
    • Sarvasāra (KYV, Samanya)
    • Nirālamba (ŚYV, Samanya)
    • Śukarahasya (KYV, Samanya)
    • Vajrasūchi (SV, Samanya)
    • Tejobindu (KYV, Sannyasa)
    • Nādabindu (ṚV, Yoga)
    • Dhyānabindu (KYV, Yoga)
    • Brahmavidyā (KYV, Yoga)
    • Yogatattva (KYV, Yoga)
    • Ātmabodha (ṚV, Samanya)
    • Parivrāt (Nāradaparivrājaka) (AV, Sannyasa)
    • Triśikhi (ŚYV, Yoga)
    • Sītā (AV, Shakta)
    • Yogachūḍāmaṇi (SV, Yoga)
    • Nirvāṇa (ṚV, Sannyasa)
    • Maṇḍalabrāhmaṇa (ŚYV, Yoga)
    • Dakṣiṇāmūrti (KYV, Shaiva)
    • Śarabha (AV, Shaiva)
    • Skanda (Tripāḍvibhūṭi) (KYV, Samanya)
    • Mahānārāyaṇa (AV, Vaishnava)
    • Advayatāraka (ŚYV, Sannyasa)
    • Rāmarahasya (AV, Vaishnava)
    • Rāmatāpaṇi (AV, Vaishnava)
    • Vāsudeva (SV, Vaishnava)
    • Mudgala (ṚV, Samanya)
    • Śāṇḍilya (AV, Yoga)
    • Paiṅgala (ŚYV, Samanya)
    • Bhikṣu (ŚYV, Sannyasa)
    • Mahad (SV, Samanya)
    • Śārīraka (KYV, Samanya)
    • Yogaśikhā (KYV Yoga)
    • Turīyātīta (ŚYV, Sannyasa)
    • Sannyāsa (SV, Sannyasa)
    • Paramahaṃsaparivrājaka (AV, Sannyasa)
    • Akṣamālika (Mālika) (ṚV, Shaiva)
    • Avyakta (SV, Vaishnava)
    • Ekākṣara (KYV, Samanya)
    • Annapūrṇa (AV, Shakta)
    • Sūrya (AV, Samanya)
    • Akṣi (KYV, Samanya)
    • Adhyātmā (ŚYV, Samanya)
    • Kuṇḍika (SV, Sannyasa)
    • Sāvitrī (SV, Samanya)
    • Ātmā (AV, Samanya)
    • Pāśupata (AV, Yoga)
    • Parabrahma (AV, Sannyasa)
    • Avadhūta (KYV, Sannyasa)
    • Devī (AV, Shakta)
    • Tripurātapani (AV, Shakta)
    • Tripura (ṚV, Shakta)
    • Kaṭharudra (KYV, Sannyasa)
    • Bhāvana (AV, Shakta)
    • Rudrahṛdaya (KYV, Shaiva)
    • Yogakuṇḍalini (KYV, Yoga)
    • Bhasma (AV, Shaiva)
    • Rudrākṣa (SV, Shaiva)
    • Gaṇapati (AV, Shaiva)
    • Darśana (SV, Yoga)
    • Tārasāra (ŚYV, Vaishnava)
    • Mahāvākya (AV, Yoga)
    • Pañcabrahma (KYV, Shaiva)
    • Prāṇāgnihotra (KYV, Samanya)
    • Gopālatāpani (AV, Vaishnava)
    • Kṛṣṇa (AV, Vaishnava)
    • Yājñavalkya (ŚYV, Sannyasa)
    • Varāha (KYV, Sannyasa)
    • Śāṭyāyani (ŚYV, Sannyasa)
    • Hayagrīva (AV, Vaishnava)
    • Dattātreya (AV, Vaishnava)
    • Gāruḍa (AV, Vaishnava)
    • Kali-Saṇṭāraṇa (Kali) (KYV, Vaishnava)
    • Jābāla (SV, Shaiva)
    • Saubhāgya (ṚV, Shakta)
    • Sarasvatīrahasya (KYV, Shakta)
    • Bahvṛca (ṚV, Shakta)
    • Muktika (ŚYV, Samanya)
  • Aranyak
    • Aitareya Aranyaka
    • Kaushitaki Aranyaka
    • Taittiriya Aranyaka
    • Katha Aranyaka
    • Maitrayaniya Aranyaka
    • Talavakara Aranyaka
    • Shankhayana Aranyaka
    • Aranyaka Samhita
    • Charaka Aranyaka
    • Brihad-Aranyaka
    • Kathaka Aranyaka
  • Brahmana
    • Rigveda
      • Shakala shakha: Aitareya Brahmana (AB)
      • Bashkala shakha: Kaushitaki Brahmana (KS)
      • Tandya Brahmana
    • Samaveda
      • Kauthuma: PB, SadvB
      • Jayminiya: Jayminiya Brahmana (JB)
      • Tandyamaha or Pancavimsa Brahmana
      • Sadvimsa Brahmana
      • Samavidhana Brahmana
      • Arseya Brahmana
      • Devatadhyaya or Daivata Brahmana
      • Mantra or Chandogya Brahmana
      • Samhitopanisad Brahmana
      • Vamsa Brahmana
      • Jayminiya Arseya Brahmana
      • Jayminiya Upanisad Brahmana
    • Yajurveda

o

      • Kathaka Brahmana
      • Krishna: kitab Brahmana-nya terintegrasi kedalam samhitas:
        • Maitrayani (MS)
        • Carakakatha (CS)
        • Kapisthalakatha (KS)
        • Taittiriya (TS). Pendidikan Taittiriya memiliki Taittiriya Brahmana (TB) tambahan

o

      • Shukla
        • Vajasaneyi Madhyandina: Shatapatha Brahmana, Madhyadina recension (ShB)
        • Kanva: Shatapatha Brahmana, Kanva recension (ShBK)
    • Atharvaveda

o

      • Paippalada: Gopatha Brahmana
      • Smriti
        • Smriti
          • Angirasa Smriti
          • Vyasa Smriti
          • Apastamba Smriti
          • Daksha Smriti
          • Vishnu Smriti
          • Yagyavalkya Smriti
          • Likhita Smriti
          • Shankha Smriti
          • Brihaspati Smriti
          • Atri Smriti
          • Katyayana Smriti
          • Parashara Smriti
          • Manu Smriti
          • Aushanasa_Smriti
          • Harita Smriti
          • Gautama Smriti
          • Yama Smriti
          • Samvartta Smriti
        • Upasmriti
          • Kashyapa Smriti
          • PulastyaSmriti
          • Vishvamitra Smriti
          • Devala Smriti
          • Markandeya Smriti
          • Ashvalayana Smriti
          • Narayana Smriti
          • Bharadvaja Smriti
          • Vyaghrapada Smriti
          • Dalbhya Smriti
          • Prajapati Smriti
          • Shatatapa Smriti
          • Baudhayana Smriti
          • Lohita Smriti
          • Rishyashringa Smriti
      • MahaPurana
        • Agni (15,400 sloka)
        • Bhagavata (18,000 sloka). Merupakan purana terpopuler karena di tulis langsung oleh Maha Rsi Vyasa, sang pengkodifikasi Veda.
        • Bhavishya (14,500 sloka)
        • Brahma (24,000 sloka)
        • Brahmanda (12,000 sloka; termasuk Lalita Sahasranamam, kitab panduan dalam pemujaan)
        • Brahmavaivarta (18,000 sloka)
        • Garuda (19,000 sloka)
        • Harivamsa (16,000 sloka; sering kali digolongkan kedalam itihāsa)
        • Kurma (17,000 sloka)
        • Linga (11,000 sloka)
        • Markandeya (9,000 sloka; terdiri dari Devi Mahatmyam, teks yang sangat penting untuk Shakta)
        • Matsya (14,000 sloka)
        • Narada (25,000 sloka)
        • Padma (55,000 sloka)
        • Shiva (24,000 sloka)
        • Skanda (81,100 sloka), merupakan yang terpanjang dari semuanya, terdiri dari cerita perumpamaan, legenda dan sejarah.
        • Vamana (10,000 sloka)
        • Varaha (10,000 sloka)
        • Vayu (24,000 sloka)
        • Vishnu (23,000 sloka)
  • UpaPurana
    • Bhargava,
    • Brihan-Narada
    • Devi Bhagavata Purana
    • Durvasa
    • Ganesa,
    • Hamsa.
    • Kalika/kalki Purana
    • Kapila Purana
    • Manu
    • Marichi
    • Mudgala,
    • Nandi Purana
    • Narasimhia Purana
    • Nilamata Purana
    • Parashara Purana
    • Samba Purana
    • Sanat-kumara,
    • Saura Purana
    • Shivadharma
    • Siva-rahasya,
    • Surya,
    • Usanas
    • Vamana,
    • Varuna,
    • Mahesvara Vashishtha Lainga
    • Vishnudharma
  • Devata Stotra
    • Stotra untuk Panca Mahadevata
      • Vishnu: Achyutashtakam
      • Shiva : Lingashtakam
      • Ganapati: Sankashtanashana Ganapati Stotram
      • Surya: Surya Mandala Ashtakam
      • Devi: Lakshmi Ashtakam
    • Sahasranama Stotra untuk Panca Mahadevata
      • Vishnu Sahasranama
      • Shiva Sahasranama
      • Ganapati Sahasranama
      • Surya Sahasranama
      • Lakshmi Sahasranama
    • Stotras tambahan
      • Vishnu Ashtottara Shatnamavali
      • Rama Sahasranama
      • Guru Gita
      • Durga Saptashati
      • Ganga Sahasranama
      • Ganga Ashtak Stotram
      • Gayatri Sahasranama
      • Gayatri Ashtakam
      • Lalita Sahasranama
      • Sarasvati Sahasranama
      • Sarasvati Ashtakam
      • Durga Sahasranama
      • Durgashtakam
      • Hanumat Stavan
      • Achyutashtakam
      • Lingashtakam
      • Maha Lakshmi Ashtakam
      • Vishnu Sahasranama
      • Sankashtanashana Ganapati Stotram
      • Shiva Sahasranama
      • Mahaganapati Sahasranama Stotram
      • Surya Sahasranama
      • Shri Mahalakshmi Sahasranama Stotram
      • Vishnu Ashtottara Shatanamavali Stotram
      • Surya Mandala Ashtakam
  • Itihas
    • Ramayana (Valmiki)
    • Mahabharata
  • Rk Veda Pratishakhya
  • Shukl-Yajur-Veda Pratishakhya
  • Atharva Veda Pratishakhya
  • Sama Veda Pratishakhya (Pushpa Sutram)
  • Krishna-Yajur-Veda Pratishakhya (Taittiriya)
  • Atharva Veda Pratishakhya (Chaturadhyayi)

Bagaimana dengan yang ada di Indonesia,Bali kususnya?

Veda memperkaya budaya dimana Ia berkembang, pada jaman dulu Veda diterjemahkan ke dalam bahasa jawa kuno,disadur dan ditafsir ulang oleh leluhur (yang kemudian disebut Lontar karena ditulis di daun lontar pada jaman dulu) . inilah yang membuat Hindu Indonesia bebeda dengan India tetapi filosofisnya tetap mengacu pada Veda.

Inilah bagian lontar-lontar tersebut:

Lontar-lontar Tattwa

Lontar-lontar ini memuat ajaran Ketuhanan, disamping itu juga memuat ajaran tentang penciptaan alam semesta, ajaran pelepasan (moksa) dan sebagainya.sebagian besar lontar-lontar tattwa ini bersifat siwaistik (sivaisme) dan beberapa diantaranya telah dikaji secara kritis oleh beberapa sarjana.

Lontar-lontar jenis ini antara lain :

a. Bhuwana kosa

b. Ganapati tattwa

c. Jnana sidhanta

d. Bhuana Sangksepa

e. Sanghyang Mahajnana

f. Tattwa Jnana

g. Wrhaspati tattwa

h. Siwagama

i. Suwatattwa purana

j. Gong Besi

k. Purwabhumi Kamulan

Lontar-lontar ethika

Lontar-lontar jenis ini berisi ajaran tentang ethika,kebijakan tuntunan untuk menjadi orang sadhu yaitu orang arif dan bjaksana,berbudi luhur,berpribadi mulia dan berhati suci.

Yang termasuk Lontar ini antara lain:

a. Sarassamuscaya

b. Slokantara

c. Siwasasana

d. Agastyaparwa

e. Wratisasana

f. Silakrama

g. Pancasiksa

h. Putra sasana

Lontar-lontar Yajna

Lontar-lontar ini banyak sekali jenisnya. Umumnya,lontar-lontar ini berisi petunjuk-petunjuk umum pelaksanaan Yajna, baik mengenai Banten (upakara) atau sesajennya,perlengkapanya dll.

Beberapa lontar jenis ini antara lain:

a. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Dewa Yajna (deva;sinar suci tuhan):

1. Dewa tattwa

2. Sundarigama

3. Wrhaspati Kalpa

4. Catur wedhya

b. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Pitra yajna (pitra;leluhur):

1. Yama purana tattwa

2. Yama tattwa

3. Empu Lutuk Aben

4. Kramaning atiwa-atiwa

5. Indik maligya

6. Putru pasaji

7. Bacakan Banten Pati Urip

c. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Rsi Yajna (Rsi;orang-orang suci) :

1. Kramaning Madiksa

2. Yajna samkara

d. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Manusa Yajna (manusa; manusia)

1. Dharma Kahuripan

2. Eka pratama

3. Bacakan Banten Pati Urip

4. Janma Prawerti

5. Puja Kala Pati

6. Puja Kalib

e. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Bhuta Yajna (Bhuta ; Roh-roh gaib):

1. Ekadasa rudra

2. Panca walikrama

3. Indik Caru

4. Bhama Kertih

5. Lebur Sangsa

6. Pratingkahing Caru

Lontar-lontar yang erat hubunganya dengan pelaksanaan Yajna adalah Lontar-lontar Wariga, antara lain:

1. Wariga

2. Purwa Wariga

3. Wariga Gemet

4. Wariga Krimping

5. Wariga Pararasian

6. Wariga Palalawangan

7. Wariga Catur Wina Sari

Lontar-lontar Puja :

a. Weda Parikrama

b. Surya Sewana

c. Argha Patra

d. Puja Ksatrya

e. Puja Mamukur

f. Kajang Pitra Puja

g. Kusuma Dewa

Sumber : http://dharmasastra3.wordpress.com/kitab-veda/

Kitab Weda Hanya Untuk Golongan Tertentu??

Salam kasih dan salam sejahtera untuk kita semua.

Kata orang fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, tapi menurut saya pembunuhan itu lebih kejam daripada fitnah, tapi bagi saya fitnah + pembunuhan itu yang lebih kejam.

Di forum kaskus ini, banyak skali yang saya temukan tman non-Hindu mmpertanyakan tentang kelemahan Hindu yakni kitab veda hanya untuk golongan tertentu saja,,

Sbenarnya sih ini lagu lama, ketika ada teman yang non-Hindu mmpertanyakan kembali maka saya jelaskan. Sudah saya jelaskan, makin hari ada lagi yang bertanya. Jadi, supaya saya tidak lelah menjelaskannya satu per satu maka saya buatlah artikel ini khusus untuk memaparkan sedikit kesalahan tentang pendapat mereka ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua…

Sebelumnya mari kita lihat terjemahan dari sloka gotama smrti 12 yg sering di qoute oleh saudara kita yang non-hindu dan menurut mereka terjemahan sloka ini bisa memperkuat argumen tersebut.
Terjemahan dari Sloka Gotama Smrti 12 yang berbunyi sbb;

“Apabila orang sudra kebetulan mendengarkan kitab Veda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor cor-coran timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorang sudra membaca mantra-mantra weda, maka raja harus memotong lidahnya.”

benarkah terjemahan yg sering di quote oleh saudara qt yg non-hindu tersebut??

Bpk. Ketut Wiana, seorang intelektual hindu dan merupakan salah satu ‘petinggi’ di Parisada (PHDI), sudah meluruskan terjemahan sloka yg menyimpang itu dengan yang ‘orsi’ melalui majalah Tempo 18 September 1993 yg ternyata sloka dan terjemahan yang benar adalah;

“Wedam upa srnwatas trapu jatubhyam srotra prati purana udaharane jihwac chedo dharane sarira bheda asana sayana wak pathisu sama prepsur dandyah satam”
(Gotama Smerti; 12)
arti:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda, supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian, bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar, badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”

Kenapa sampai ada terjemahan yang menyimpang itu? karena banyak sloka ataupun mantram dalam Veda telah diterjemahkan secara ‘brutal’ oleh oknum ataupun kelompok yang tidak jelas juga motivasinya akan tetapi juga mungkin memiliki motivasi terselubung.
Pelurusan terjemahan itu dilakukan agar pemahaman ataupun terjemahan yang keliru tidak lagi dipakai, sebenarnya akan lebih baik jika melihat dari bahasa aslinya sedangkan yang dipake pada terjemahan pertama tidak melihat dari bahasa aslinya akan tetapi mengambil dari yang telah diterjemahkan dari bhs. Inggris. Kemungkinan yang dipake adalah terjemahan Max Muller atau yang termasuk dalam “kelompok”nya (para indologis) dalam ‘upaya’ mungkin untk meng’Kristen’kan India yaitu dengan menterjemahkan secara bebas sloka maupun mantram dalam Veda,…..

Bahkan yang anehnya sloka ‘bajakan’ tsb dimasukkan dalam kata pendahuluan terjemahan kitab suci Qur’an versi Indonesia pada jaman Pak Mukti Ali sebagai menteri agama, entah apa motivasinya. Apakah karena ingin menghormati ajaran Hindu?
Bisa jadi :)

selanjutnya mari kita lihat sloka yg menunjukan bahwa kitab veda bisa di pelajari oleh sluruh umat manusia :
Yajur Veda XVI.18

“Yaatheram waçam kalyanim awadoni janebhyah,Brahma Rajanyabhyam çudraya caryaya ca siwaya caramayaca”

artinya :

“Biar kunyatakan,di sini kitab suci ini kepada orang-orang banyak,kepada kaum brahmana,kaum ksatrya,kaum sudra,dan kaum waisya dan BAHKAN kepada orang-orangKu dan kepada mereka(orang-orang asing) sekalipun.”

jadi masihkah kita beranggapan bahwa kitab Veda hanya untuk golongan tertentu saja??
Tentu tidak :)

salam damai,damai dihati damai di dunia dan damai selamanya.

Ramalan Nabi Muhammad dalam Veda?

Om Svastyastu,,

Salam kasih dan sejahtera untuk kita semua,

Dalam suatu kesempatan saya mendapatkan artikel yang menarik untuk di bahas,artikel ini saya dapatkan dari blog ini dan ini,dimana didalam artikel tersebut membahas mengenai “ramalan Nabi Muhammad dalam Weda” meskipun sudah banyak bantahan mengenai klaim tersebut namun ada baiknya kita bahas sedikit,berikut beberapa klaim yang di keluarkan oleh admin blog itu,,

Pada blog yang pertama ,kata pembukaan Di awali dengan kata yang begitu “MANIS” yakni :

KEBOHONGAN HINDU
(A MILLION BULLSHITS OF HINDUISME)

Sebagaimana klaim orang2 kafir dari golongan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) terhadap Alkitab, orang2 kafir dari golongan musyrik Hindu juga mengklaim bahwa Kitab Weda adalah kitab yang bersifat universal, karenanya mereka pun berusaha memperkenalkan ajaran Weda kepada setiap orang.

Sungguh, suatu klaim yang tak berdasar. Orang2 Hindu tampaknya lebih mementingkan ego terhadap ajaran agamanya yang sebenarnya merupakan warisan tradisi leluhur secara turun-temurun yang tidak jelas. Secara kasat mata saja, kita bisa melihat bahwa praktek2 ibadah Hindu adalah praktek2 kepercayaan kuno yang tidak mungkin disebut universal.

Berkaitan dengan ketidakuniversalan Hindu dan Weda ini, Gotama Smarti berkata: “Apabila orang Sudra kebetulan mendengarkan Kitab Weda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor cor-cor timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorang Sudra membaca mantra-mantra Weda, maka raja harus memotong lidahnya, dan apabila ia berusaha untuk membaca Weda, maka raja harus memotong badannya.” (Gotama Smarti:12).

Jelaslah, bahwa Kitab Weda yang diklaim Hindu sebagai kitab universal itu, ternyata hanyalah sebuah kitab untuk golongan tertentu saja, yang sekaligus membantah dugaan keuniversalannya.

Hem,kata orang fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.betul gak?

Saya akan coba luruskan mengenai sloka gotama smrti yang telah di”fitnah”kan kepada kami,berikut sloka aslinya :

(Gotama Smerti; 12)

“Wedam upa srnwatas trapu jatubhyam srotra prati purana udaharane jihwac chedo dharane sarira bheda asana sayana wak pathisu sama prepsur dandyah satam”

yang artinya:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda, supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian, bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar, badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”

Sudah kita lihat bagaimana fitnah yang di berikan kepada kitab hindu melalui sloka “bajakan” tersebut. J

Selanjutnya :

Lebih jauh, kitab2 agama Hindu lainnya justru meramalkan kedatangan seorang tokoh yang sangat cocok bahkan sama persis dengan sosok Nabi Muhammad SAW. Berikut ini kami suguhkan beberapa ramalan tentang Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kitab agama Hindu:

Dapat kita lihat bagaimana klaim yang sangat menarik,di satu sisi memojokan agama hindu dan di satu sisi lainnya mencari “pengakuan” dari kitab yg dipojokan tersebut.

dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yg mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.

Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yg terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yg terpuji. Kata “Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yg terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yg sama dg nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yg bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yg hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yg akan dikalahkannya yg berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.

Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yg naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing.

Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dg nabi agung umat Islam yaitu nabi Muhammad SAW.

Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yg terpuji. Nabi Muhammad yg juga dipanggil dg nama Ahmad adalah berarti juga “orang yg terpuji” yg terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.

Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas
Sebelumnya kita koreksi sedikit, dalam Sruti disebut Mantra bukan sloka.
secara lengkap adalah book 20 hymne 127. 1-14 adalah mantra yang menjelaskan tentang pemujaan Kaurama penderma dari bangsa Rusama

oke mari kita bahas sedikit :)
Mantra 1 :
Listen, ye folks, to this: (a song) in praise of a hero shall be sung! Six thousand and ninety (cows) did we get (when we were) with Kaurama among the Rusamas,–

Artinya :
“Dengarkanlah kalian! Seorang yang layak dipuji akan dipuji-puji. O Kaurama
kami telah menerima di antara para Rushama enam puluh ribu dan sembilan”

Bangsa Rusama disebutkan dalam RigVeda sebagai yang kaum dilindungi oleh
Indra, dan pada kesempatan2 lainnya ditunjukkan sebagai sebuah komunitas yang tiada sangkut paut apa2 dengan Mekkah. Kaurama adalah nama lain dari Kaurava, seorang penderma murah-hati dalam komunitas mereka.
( dan perlu dicatat Arthavaveda sedang bicara tentang Indra disini bukan lagi meramal karena tidak ada ramalan dalam Sruti ) lalu kenapa Narasangsha “yang terpuji” menjadi Hak Paten Nabi Muhammad dan setiap kata yang berarti “yang terpuji” itu pasti merujuk Nabi Muhammad ?
sedangkan
‘narasansha’ yang diterjemahkan sebagai penyanyi, dapat juga berarti seseorang yang sedang memuji. Seseorang yang sedang memuji tidaklah sama dengan ‘yang layak dipuji’. Narasansha tidak sebanding dengan Muhammad.
( klo ada waktu silahkan baca Gopatha Brahmana yang merupakan brahmananya dari arthavaveda, disana kata2 dalam mantra lebih diuraikan artinya )

Mantra 2:
Whose twice ten buffaloes move right along, touether with their cows; the height of his chariot just misses the heaven which recedes from its touch.

“dia yang memiliki dua kali sepuluh kerbau maju mengiringi, bersama dengan sapi2 mereka, tinggi dari keretanya hampir saja mencapai sorga yang mengundurkan diri dari sentuhannya

Jadi pertanyaannya adalah adakah ada unta yang digunakan oleh orang INDIA dalam zaman Veda, juga tidak sekalipun dapat anda jumpai mengenai unta dalam kitab-kitab Hindu yang manapun. Dan ini murni masalah penterjemahan.

Mantra 3:
This one (Kaurama) presented the seer with a hundred jewels, ten chaplets, three hundred steeds, and ten thousand cattle.

dalam mantra 3 kita bisa lihat tidak ada kata yg menyebutkan Mamahrsi, Kata Sanskrit sebenarnya adalah ‘ahammiddhi’, ‘aham’ berarti “Aku” jadi mamah berarti milikku, gak ada hubungannya kan dengan Muhammad ?

Mantra 4:
Disport thyself, O chanter, disport thyself as a bird upon a flowering tree; thy tongue glides quickly over the lips as a razor over the strop.

Artinya :
adalah “Berlimpahlah hai penyanyi,berlimpah-limpahlah, seperti seekor burung pada pohon yang berbuah matang.”

Dalam mantra 4 sama sekali tidak ada kaitanya dengan muhammad.

Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yg diramalkan akan menjadi penguasa dunia, yg terkenal dg sifat2xnya yg baik & menonjol. Dia akan diberi tanda2x. Dia akan diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yg cepat. Dia akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang2x jahat dan dia akan terkenal di dunia.

Penjelasannya demikian :

Dirumah Visnuyash berarti dirumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah dari nabi Muhammad adalah bernama Abdullah yg artinya adalah pengikut Allah (pengikut Tuhan). Orang Islam menyebut “Allah” sbg Tuhan, sedang orang Hindu menyebut “Vishnu” sbg Tuhan. Jadi di rumah Visnuyash adalah di rumah Abdullah.

Apakah maksud dari arti kata Ayahanda Kalki (Vishnuyasha sama artinya dengan nama ayahanda Muhammad (Abdullah)? Tidak, Vishnuyasha berarti Pengikut Wisnu, sedangkan Abdulah berarti Pengikut Allah, Kata Allah pada jaman Pra-islam Allah berkonotasi dengan dewa bulan. Pada jaman sebelum islam orang Arab menyembah dewa(i). Di Mekah, “Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah (Venus); Manah, dewi nasib dan Al Lat, dewi tumbuh2an.

Dalam Kalki Purana (2) : 4 “disebutkan bahwa di rumah Visnuyash pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar”

Sambala bahasa arabnya adalah tempat yg aman & damai. Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah yg terkenal dg nama “Darul Aman” yaitu tempat yg aman & damai. Akan lahir diantara kepala suku Sambala, artinya bahwa nabi akan lahir diantara kepala suku di Makkah.

Apakah Ayahanda Muhammad kepala suku, atau keluarga kaya atau keluarga terpandang? Tidak, Muhammad bukanlah orang kaya, bukan anak kepala suku dan bukan dari keluarga terpandang, ia lahir di Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yg memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari rumah Tuhan tsb.
Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yg mengontrol rumah Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah. Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yg melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yg paling besar, dan terdiri dari mereka yg menopang hidupnya dg menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi para peziarah.
Pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yg tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah dalam jumlah yg banyak, mereka mendapat pemasukan yg besar, tapi ketika jumlah peziarah kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini spt pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Lebih dari 1400 tahun yg lalu, tinggal di Mekah seorang laki2 bernama Abdullah. Dia termasuk kelompok ketiga dari kaum Quraish. Istrinya bernama Aminah. Karena dia tidak mempunyai pendapatan yg tetap, keuangan rumah tangganya selalu kempas kempis. Seringkali keduanya harus tidur tanpa makan..

Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama Madhop.Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 rabiul awal

Kalki Avatara akan muncul didunia pada kisaran 352.981 Masehi atau tahun 424.981
Dengan penjelasan :

Kalki Avatara itu akan hadir pada akhir jaman Kaliyuga dan Awal jaman Krta yuga/Satya Yuga. Sehingga pertanyaan berikutnya adalah kapan sih itu dalam perhitungan tahun masehi?

Permulaan jaman kali yuga adalah saat meninggalnya Krishna Avatara yaitu di tahun 3102 BC dan berapa panjangkah jaman kali yuga itu?

Dalam teks-teks hindu dikatakan bahwa panjang jaman kali yuga adalah antara 360.000 tahun (Brahmanda Purana 1.2.29.31-34) dan 432.000 tahun (Perhitungan yang didasari dari Vishnu Purana (Book One, Chapter Three), the Srimad-Bhagavatam (3.11.19), juga dengan Bhagavad-gita (8.17), Vayu Purana (Chapter 57) dan Shanti Parwa( 231))

Kalky avatar lahir pada bulan Baisakha 12 hari setelah bulan penuh (purnama), berarti 12 hari setelah tanggal 14/15 yaitu tanggal 26/27 akhir bulan Baisakha.
Sementara itu kepastian tanggal lahir Muhammad pun tidak diketahui saat dulu maupun sekarang. Pendapat para Ulama berbeda-beda dalam hal ini. Phillip K. Hitti berkata bahwa dia dilahirkan sekitar 571 AD (History of the Arabs, hal 111). Abdullah Yusuf Ali berkeras, “tahun yg selalu diberikan utk kelahiran sang Nabi adalah 570 AD, meski tanggalnya harus dikira-kira, jadi angkanya adalah antara 569 dan 571, kemungkinan batas paling ekstrim.” (Quran, V.2, hal 1071).
Walau tahun kelahirannya Muhamad misterius, Muslim tetap menetapkan bahwa dia lahir dijam2 awal pada hari Senin, hari ke-29 bulan Agustus, 570 AD (Lihat Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40). – Sebuah perayaan yg mereka rayakan dg pawai riuh. Namun faktanya tetap: tahun kelahiran Muhamad tidak ditetapkan berdasarkan bukti2 sejarah yg dapat dipercaya. Perayaan kelahiran Muhammad, dengan begitu, ini tidak berdasarkan sumber2 kuat Islam namun hanya berdasarkan tradisi.

Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan yg terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat2x yg dimiliki oleh nabi Muhammad

Dia akan diberi kendaraan yg sangat cepat oleh Shiva. Nabi Muhammad juga diberi bouraq yg sangat cepat oleh Allah yg membawanya ke langit dalam peristiwa Mi’raj.

Apakah Muhammad diberi bouraq oleh Shiva ) just kidding ? J

Apakah Muhammad mempunyai kuda putih sebagai tunggangannya setiap saat? Tidak, Ia tidak mempunyai tunggangan yang sama yang dipakainya setiap saat dan tidak pernah tercatat bahwa Muhammad mempunyai kuda berwarna putih sebagai tunggangannya.
Apakah Buraq adalah Kuda putih? Tidak,umat muslim sendiri tidak tau mengenai bentuk buraq. Buraq tidak ditunggangi Muhammad setiap saat namun hanya satu kali yang konon terjadi pada peristiwa Isra’ Mir’aj [AQ 17:1; Bukhari vol 9, buku 63 no.608; Tisdal, W., "Original Sources of Islam", hal. 78] pada tanggal 27 Rajab tahun ke-11 kerasulan Muhammad. Buraq tidak pernah disebut dalam Al Qur’an dan hanya muncul di Hadis sahih Muslim dan Buchari dan itupun tidak pernah disebutkan sebagai Kuda berwarna putih. Peristiwa Isra’ Miraj menyatakan.
Sementara Kalki dikisahkan bersenjatakan Petir(Bajra) yang menyerupai Pedang yang dapat menghanguskan sebuah Kota (ini lebih menyerupai senjata masa depan daripada sebuah pedang jaman dulu) Kalki Purana, III[7], Verses 9 & 10
Apakah Muhammad diceritakan memiliki pedang yg dapat menghancurkan sebuah kota?tentu tidak..

Dia akan ditolong oleh para dewa di medan pertempuran. Dalam perang Badr nabi Muhammad dibantu oleh para malaikat Allah spt tersebut dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 : “Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yg memakai tanda”. Juga QS. Al-Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi “…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yg datang berturut-turut.”

5000 atau 1000 malikat ya?
Oh ya nih ada yang belum terungkap dari Kalki Purana :

Kalki, the annihilator of Koli forgot his mission and stayed there happily in that home (in Shambhala) for many years…Padma gave birth to two sons named Joy and Vijoy who were powerful and famous.

~ Kalki Purana, II[6], Verses 32 and 36

Apakah Istri Muhammad ada yang bernama Padma? Tidak, Selain dari Khaddijah, istri-istri Muhammad lainnya adalah Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Juwariyah, Zainab binti Jahsyi(Mantan istri anak angkat Muhammad-Zaid ibn Haritsah), Raihanah(Budak milik Muhammad), Syafiyyah, Maemunah, Maria Qibthiyyah(budak milik Hafshah), Arkian dan masih banyak lagi(Sumber:Biografi Rasullulah, Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad, Penerbit Qisthi press, Januari 2006, hal.887:
Apakah Muhammad mempunyai banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh? Tidak, Semua anak laki-lakinya telah mati muda, Dari Khadijah (Qasim dan Abdullah) meninggal selagi bayi, dari Budaknya Maria al-Qibthiya (Ibrahim) meninggal saat usia 4 tahun. Yang tersisa hanya berasal dari putrinya Fatimah yang menikah dengan Ali (Hasan dan Husain) yang juga tewas sekeluarga dibantai pada masa Bani Umayah dan Bani Abbas.

Sepertinya cukup sampai disini saja sanggahan yang ingin saya sampaikan,meski cukup banyak sanggahan lainnya yang belum saya posting tapi dengan sedikit sanggahan ini saja saya rasa sudah dapat membuktikan kesalahan dari klaim tersebut.

Om santhi,santhi,santhi Om

Semoga damai di hati,didunia dan damai selamanya.

Rujukan yang sejenis bisa di jumpai disini,disini,disini,

Sumber : http://dharmasastra3.wordpress.com/2011/03/13/500/

Mencari formula untuk aliran sesat dalam Hindu

Masih ingat kasus Ahmadyah yang divonis sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)? Ahmadyah dikatakan sesat oleh penganut Islam yang lain karena Ahmadyah meyakini adanya nabi lain setelah nabi Muhammad. Umat Islam secara umum harus meyakini beberapa landasan pokok yang sudah digariskan kepadanya. Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriterai itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Kesepuluh kriteria itu antara lain:

  1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji)
  2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah)
  3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
  4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
  5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
  6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
  7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
  8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
  9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
  10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i

Menurut kriteria ini, sebuah aliran yang mengaku sebagai Islam tetapi tidak melaksanakan “standard” yang sudah mereka gariskan ini dapat dikatakan sesat. Lalu bagaimana dengan klaim sesat dalam agama Hindu?

Satu kasus yang sangat memalukan dalam sejarah Hindu di Indonesia adalah ketika pada beberapa puluh tahun lalu sebuah garis perguruan Hindu divonis sesat oleh pemerintah. Mungkin baru kasus itulah yang merupakan kasus satu-satunya di dunia dimana sebuah aliran Hindu dikatakan sesat. Saat itu semua aktivitas kerohanian yang dilakukan oleh organisasi ISKCON yang juga dikenal dengan sebutan “Hare Krishna” dibekukan. Para pemimpin dan pengikutnya dikejar-kejar, ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Mereka yang berhasil lolos melarikan diri terpaksa hidup luntang-lantung dan melakukan aktivitasnya secara underground. Kejadian ini terulang lagi pada bulan Oktober 2005, dimana Kantor Wilayah Departemen Agama di Nusa Tenggara Barat kembali mengeluarkan larangan terhadap Hare Krishna dan 12 aliran agama lainnya. Dan sampai saat inipun larangan dan vonis sesat terhadap Hare Krishna belum dicabut. Sebuah kabar yang sangat menggelikan dapat kita lihat di sebuah majalah Hindu nasional yang menyoroti bahwa ada seorang pemuka Hindu yang memiliki sederet gelar akademik menyatakan secara terang-terangan di depan umum bahwa dengan membaca Bhagavad Gita dan mengatakan bahwa yang bersabda dalam Bhagavad Gita, yaitu Sri Krishna sebagai Tuhan adalah orang yang sesat. Benarkah klaim ini? Standar apa yang mereka gunakan untuk menyatakan salah satu aliran Hindu sesat?

Bebebrapa pakar filsafat yang melakukan pendekatan empiris–induktif menyatakan bahwa di dunia ini agama-agama di dunia dapat dikategorikan menjadi 2 kategori besar, yaitu agama Hukum dan agama Spiritual. Agama Hukum adalah agama yang mengatur keberadaan umatnya berdasarkan reward and punishment (hadiah dan hukuman). Sebuah agama bisa dikategorikan dalam agama Hukum jika dalam kitab sucinya lebih menekankan akan suatu kegitaan yang harus dilakukan agar menghasilkan pahala dan menghindari kegiatan yang dilarang agar tidak mendapatkan dosa. Islam dan agama-agama Semitik lainnya umumnya dapat dikategorikan dalam kategori agama Hukum karena mereka cenderung memperlihatkan perhitungan terhadap besar pahala dan dosa untuk memvonis seseorang akan masuk sorga atau malah dijebloskan ke dalam neraka jahanam. Sedangkan agama spiritual adalah agama yang mendasarkan pada kesadaran, bukan karena adanya rasa takut akan dosa/hukuman dan/atau terpikat oleh pahala. Meskipun Hindu juga mengenal istilah karma baik dan buruk sehingga berakibat pada adanya alam Sorga dan Neraka, namun penekanan kesadaran adalah yang paling dominan di dalam Hindu, sehingga otomatis Hindu dapat digolongkan dalam golongan agama Spiritual.

Melihat dari karakteristik antara Hindu sebagai agama Spiritual dan Islam sebagai salah satu agama Hukum yang sangat jauh berbeda, tentunya formula yang harus diterapkan dalam mengklaim bahwa sebuah aliran / parampara Hindu adalah sesat atau bukan tentunya sangatlah berbeda. Kita tidak cukup hanya menjadikan Panca Sraddha (lima dasar kepercayaan umat Hindu) yang berlaku di Indonesia yang merupakan adopsi dari lima rukun Islam sebagai patokan utama. Kenapa demikian? Coba kita perhatikan bagian Veda Smrti, yaitu pada bagian Darsana, disana kita dapat menemukan dua dasar ketuhanan yang sama sekali saling bertolak belakang namun keduanya diakui secara sah oleh Veda, yaitu yang tergolong Astika yang mengakui otoritas Veda dan Nastika yang cenderung lebih kearah Atheis. Jika Veda memang mengakui kedua golongan yang saling bertolak belakang ini, itu berarti satu pondasi Panca Sraddha, yaitu keyakinan akan adanya Tuhan tidak bisa digunakan sebagai dasar dalam menyatakan suatu aliran Veda sesat atau tidak. Demikian juga mengenai Moksa. Sebagian penganut Hindu mengatakan bahwa Moksa adalah penyatuan antara Atman/Jiva dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang memiliki keyakinan ini adalah mereka yang biasa disebut penganut filsafat Mayavada. Namun di sisi lain para penganut filsafat Vedanta menyatakan bahwa Moksa tidak sesempit itu. Bahkan mereka menyatakan bahwa tingkatan Moksa seperti itu adalah tingkatan Moksa yang paling rendah dan bersifat tidak kekal. Ternyata satu pondasi Panca Sradha juga rapuh dan tidak bisa dijadikan acuan dalam memandang suatu aliran adalah sesat.

Veda memang bukanlah setumpuk buku suci yang tipis yang bisa menerangkan secara singkat prihal batasan-batasan seseorang dapat dikatakan sebagai Hindu atau bukan dan juga dapat dikatakan sesat atau bukan. Veda mengatur tataran kehidupan yang sangat luas. Secara umum sebagaimana dikatakan bahwa sesuai dengan tujuannya, ajaran Veda dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (1) ajaran mengenai Karma-kanda, yaitu ajaran yang menuntun manusia untuk berbuat baik dan melakukan berbagai macam korban suci dengan maksud mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan material baik di dunia ini maupun di alam Sorgawi. Yang termasuk bagian Veda yang mengajarkan ini adalah kitab Catur Veda dan berbagai macam kitab lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari seperti Ayur-veda, Dhanur-veda, Artha-sastra dan sebagainya. (2) ajaran mengenai Jnana-kanda adalah ajaran yang mengajarkan filosofis ketuhanan yang sangat mendalam. Umumnya yang termasuk bagian dari ajaran Jnana-kanda adalah kitab-kitab Upanisad. Dan yang terakhir adalah (3) ajaran Upasana-kanda, yaitu mengajarkan manusia untuk melepaskan diri dari siklus kelahiran dan kematian yang berulang-ulang. Vedanta sutra adalah salah satu kitab yang mengarahkan kepada Upasana-kanda. Dari kombinasi ketiga ajaran utama dalam Veda ini akhirnya muncul berbagai macam aliran dan kebiasaan masyarakat pemeluk Veda karena perbedaan tingkat spiritualitas mereka akibat perbedaan pengaruh tri-guna (tiga sifat alam material) yang menyelimuti mereka. Mereka yang lebih tebal diselimuti oleh sifat tamas (kebodohan) lebih cenderung mengikuti ajaran yang mengarahkan mereka pada pemenuhan kenikmatan material yang rendah dan terjerumus pada praktek-praktek keagamaan dalam sifat kebodohan. Mereka yang lebih banyak diselimuti sifat rajas (nafsu) cenderung lebih tertarik pada pemuasan indriya-indriya dan biasanya menjadikan gemerlapnya alam Sorgawi sebagai tujuan akhir setelah kematian. Dan mereka yang lebih banyak diselimuti oleh sifat satvam (kebaikan) cenderung mengikuti ajaran Upasana-kanda, mencari jati diri dan bertanya akan siapa itu Tuhan dan bagaimana mereka bisa ber-bhakti sehingga kembali kepada Tuhan dan melepaskan dari ikatan samsara (kelahiran dan kematian berulang kali).

Melihat dari penggolongan yang berdasarkan pengaruh tri-guna yang berefek pada perbedaan tingkatan spiritualitas masing-masing orang tersebut di atas, ternyata belum cukup untuk mendapatkan formula dalam mengkategorikan aliran sesat untuk penganut Veda. Veda memfasilitasi mereka yang meskipun dapat dikatakan Atheis, mereka yang terlalu materialistik, penganut paham kekosongan ataupun penganut paham Tuhan yang berwujud pribadi. Lalu bagaimana sebenarnya pengkategorian yang lebih tepat?

Satu-satunya penggolongan manusia yang paling dapat diterima secara universal dalam tatanan filsafat Veda hanyalah penggolongan manusia yang masuk dalam kategori Dharma dan Adharma. Bhagavata Purana 11.17.21 menjabarkan pondasi dari tindakan yang mencerminkan Dharma haruslah berpegang teguh pada prinsip:

  1. Tidak melakukan tindak kekerasan (ahimsa)
  2. Berpegang teguh pada kejujuran (satyam)
  3. Tidak mencuri dan korupsi (asteyam)
  4. Selalu berbuat untuk kesejahteraan semua makhluk lain (bhuta priya hitehaca), dan
  5. Membebaskan diri dari nafsu, kemarahan dan keserakahan (akama krodha lobhasa).

Sedangkan mereka yang memiliki tabiat yang berkebalikan dengan kelima prinsip universal di atas sebagaimana disebutkan dalam Bhagavata Purana 11.17.20, yaitu berwatak kotor (asaucam), tidak jujur (anrtam), suka mencuri (asteyam), tidak percaya kitab suci (nastikyam), suka bertengkar (suska vigrahah), penuh nafsu (kamah) dan pemarah (krodha), serta diliputi oleh bermacam-macam keinginan memuaskan indriya jasmani (tarsah) adalah termasuk golongan manusia yang Adharma. Mereka yang tergolong Adharma inilah yang sudah pasti dapat dikatakan sesat dan menyimpang dari prinsip dasar ajaran Veda yang harus dilakukan oleh setiap umat manusia tanpa memandang tataran spiritualitasnya. Meskipun mereka menyatakan diri meyakini Panca Sradha, meyakini berbagai macam filsafat Veda yang tergolong Sattvik ataupun flsafat Veda yang tergolong filsafat yang paling utama, tetapi kalau mereka tidak bisa melakukan dan mengamalkan pondasi dasar sebagaimana disampaikan dalam kedua sloka Bhagavata Purana ini, sudah barang tentu mereka masih bisa kita katakan tersesat dari perintah-perintah Veda.

Di dunia, terdapat ratusan aliran Hindu dengan wajah-wajahnya yang berbeda. Bukan hanya dari cara berpakaian, perlengkapan upacara dan tata cara peribadatannya, tetapi juga dari dasar filosofisnya. Dalam lingkup yang lebih kecil, di Indonesia sendiri terdapat sekian banyak aliran Hindu, baik yang tergolong parampara, maupun yang merupakan local genius hasil akulturasi budaya setempat. Kejawen, Kaharingan, Hindu Bali, dan beberapa kumunitas yang sampai saat ini hanya diakui sebagai aliran kepercayaan adalah sebagian kecil dari sempalan Hindu yang berbeda-beda. Ditambah lagi dengan adanya sampradaya Gaudya Vaisnava, Brahma Samaj, berbagai aliran Yoga, dan berbagai praktek Tantra menunjukkan bertapa luasnya cakupan filsafat Hindu. Masing-masing aliran atau garis perguruan memberikan penekanan berbeda terhadap ajaran Veda sesuai dengan guna dan karma pengikutnya. Jika demikian halnya, bisakah salah satu aliran atau garis perguruan menyatakan aliran atau perguruan yang lain sesat dan harus dibekukan sebagaimana yang pernah menimpa Hare Krishna?

Kembali ke studi kasus di depan, sama sekali tidak ada dasar yang bisa digunakan untuk menyatakan Hare Krishna sesat. Kalaupun seandainya pihak berwenang yang pernah mengeluarkan surat pelarangan dan pembekuan terhadap Hare Krishna menggunakan prinsip umum yang digunakan oleh PHDI yaitu Panca Sradha, Hare Krishna juga tidak melanggar prinsip ini, bahkan ini merupakan pondasi pokoknya sebagaimana ditegaskan dalam ajaran dasar Bhagavad Gita yang merupakan pegangan wajib dan pertama bagi setiap penganut aliran ini. Ajaran mereka juga tidak melanggar prinsip-prinsip dasar yang membedakan antara yang tergolong Dharma dan Adharma. Bahkan mereka cenderung dapat menjalankannya secara lebih strict dengan adanya empat pondasi utama yang harus dilewati seseorang untuk dapat diangkat menjadi murid dalam perguruan ini, yaitu tidak makan daging, ikan dan telur, tidak berjudi, tidak mabuk-mabukan dan tidak berzinah. Bahkan untuk mencapai tingkatan bhakti yang murni, seorang murid harus melakukan berbagai sadhana dan aturan tingkah laku yang jauh lebih ketat sesuai dengan Panca Yama Bratha dan Panca Nyama Brahta. Jadi tidak ada prinsip-prinsip Veda dasar yang dilanggar oleh ajaran sampradaya Hare Krishna.

Apa yang melatarbelakangi Hare Krishna dikatakan sesat? Semua ini tidak lepas dari masalah politis dan ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia yang dipicu oleh kecemburuan segelintir orang yang egois dan berwatak picik (Asurik) disamping memang adanya pemicu oleh oknum orang-orang bodoh yang mengaku sebagai Hare Krishna namun tidak melakukan sadhana dan prinsip-prinsip dalam garis perguruan.

Biarlah noktah hitam yang telah menodai sejarah Hindu Indonesia ini terkubur dalam-dalam dan menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga mereka yang memiliki kekuasaan politis, selaku decision maker tidak lagi memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mengkerdilkan Hindu Nusantara yang sudah kecil hanya demi egoisme sesaat. Semua orang Hindu harus sadar bahwa tindakan menyatakan sesat suatu aliran Hindu yang tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Dharma dan yang tidak merugikan orang lain adalah tindakan keliru dan pada dasarnya mereka yang menyeluarkan pernyataan sesat itulah yang harus dikategorikan sebagai orang sesat.

Sumber : http://dharmasastra3.wordpress.com/2010/10/31/mencari-formula-untuk-aliran-sesat-dalam-hindu/

Tradisi Kasta dan nama orang Bali

Seperti yg kita ketahui, sebagian besar masyarakat Bali memeluk agama Hindu. Atas dasar itulah sampai sekarang system kasta masih dapat dijumpai di Bali. Kasta merupakan peninggalan nenek moyang orang hindu diBali yg diwariskan dari generasi ke generasi. Pada zaman dahulu, kasta itu dibuat berdasarkan profesi masyarakat. Sampai saat ini diBali ada 4 kasta yaitu:

Brahmana, Ksatrya, Wesya dan Sudra

-Kasta Brahmana merupakan kasta dari masyarakat yg mempunyai profesi yg bergerak dibidang religi/agama seperti Pendeta. Dimana sampai sekarang mereka diberi gelar/title Ida Bagus (laki-laki) dan Ida Ayu (perempuan).

-Ksatrya; kasta dari masyarakat yg berprofesi sebagai abdi Negara/kerajaan (zaman dulu), yg diberi gelar Anak Agung.

-Wesya; kasta dari masyarakat yg berprofesi sebagai prajurit. Mereka diberi gelar Gusti Bagus (laki-laki) dan Gusti Ayu (perempuan).

-Sudra; ini adalah kasta yg terakhir diBali, dimana kasta Sudra tidak mempunyai gelar, mereka hanya dberi nama menurut urutan kelahiran seperti; Wayan (anak pertama), Made (kedua), Nyoman (ketiga) dan Ketut (keempat). Jika ada yg mempunyai lebih dari 4 orang anak namanya akan kembali lagi keurutan pertama (wayan), begitupun seterusnya.

Pada zaman dahulu masyarakat di Bali tidak boleh menikah dengan kasta yg berbeda. Seiring perkembangan zaman, aturan itu tidak berlaku lagi untuk saat ini. Mereka boleh menikah dengan kasta yg berbeda dengan syarat kasta yg perempuan harus mengikuti yg laki-laki. Jika kasta perempuan dari kasta yg tinggi, menikah dng kasta yg lebih rendah, maka kasta si perempuan akan turun mengikuti suaminya. Begitu juga sebaliknya, Karena di Bali laki-lakilah yg menjadi ahli waris dari generasi sebelumnya.

TRANSFORMASI KEKUASAAN SEBAGAI DAMPAK GLOBALISASI

(Study pada memudarnya sistem kasta di Karangasem)

1. Latar Belakang

Makalah ini mengambil tema transformasi kekuasaan dengan mengambil studi kasus pada memudarnya sistem kasta di Bali. Dimana dalam makalah ini berusaha untuk menggambarkan bagaimana globalisasi memberikan pengaruh terhadap memudarnya sistem kasta yang begitu mengakar dalam masyarakat Bali.

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh konsep bahwa kekuasaan merupakan sesuatu hal yang selalu diperebutkan di masyarakat dengan menguasai sumber-sumber kekuasaan yang ada di masyarakat. Kekuasaan akan selalu diperebutkan karena dengan kekuasaan seseorang akan dapat melakukan kepentingan politiknya dan bahkan menuntut kepatuhan dari seseorang. Sebagaimana pendapat dari Haryanto bahwa :

kekuasaan yang ada pada genggaman penguasa dapat dipergunakan untuk meredam agar kelompok yang seharusnya tunduk dan patuh tidak mengadakan gugatan atau perlawanan; dengan kekuasaan, kelompok yang disebut belakangan, suka atau tidak suka, dipaksa untuk tunduk dan patuh terhadap tatanan atau kebijaksanaan yang berlaku.
Masyarakat Bali dengan bentuk kehidupannya yang telah berjalan secara turun temurun sangat kuat pola patrimonialismenya yang ditandai dengan adanya sistem kasta. Dengan kuatnya pola itu menyebabkan berbagai pemahaman terhadap kejadian selalu bersifat Purisentris, yang mengakibatkan apapun selalu menguntungkan keluarga Puri, seperti contoh : jika ibu ada yang melahirkan anak kembar buncing maka pada jaman dahulu ibu tersebut dan suaminya beserta anak-anaknya dalam beberapa waktu harus diasingkan, biasanya akan diharuskan tinggal di dekat kuburan desa sedangkan jika keluarga Puri yang melahirkan kembar buncing, maka akan ada pesta yang sangat meriah karena dianggap berkah dan seluruh warga masyarakat wajib untuk datang ke Puri untuk ngaturang ayah.

Suatu perubahan yang terjadi pada ranah masyarakat lokal memang tidak bisa dilepaskan pada situasi yang terjadi secara nasional maupun global, namun perubahan cara kehidupan masyarakat lokal terutama pada daerah urban sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi tersebut, karena dengan adanya arus urbanisasi berbagai pengaruh dapat ditimbulkannya termasuk cara pandang masyarakat terhadap pola kehidupan yang telah ada sebelumnya.

Sebagaimana yang diketahui Bali merupakan daerah yang menjadi daerah tujuan pariwisata dunia yang tentunya akan berarti mengalami tekanan dari globalisasi dengan sangat kuat dan intensif. Globalisasi merupakan bentuk perkembangan dunia yang tidak dapat dihindari, namun perkembangan dunia tersebut menimbulkan berbagai pengaruh yang sangat besar pada kehidupan masyarakat di dunia.

Berbagai pergeseran baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya terjadi begitu cepat dan tidak ada yang dapat menghindarinya. Arus informasi, barang, uang maupun manusia bergerak sangat cepat sehingga seakan-akan tidak ada lagi batas di dunia ini. Globalisasi yang terjadi memang menimbulkan berbagai effek positif bagi perkembangan dunia, namun tidak dapat dipungkiri effek negatifnya pun tidak kalah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat di dunia termasuk di Bali ditandai dengan memudarnya budaya Bali itu sendiri.

Salah satu bentuk pergeseran yang terjadi di Bali khususnya Karangasem adalah terjadinya pemudaran terhadap sistem kasta, dimana dalam kehidupan masyarakat Bali keberadaan sistem kasta akan menimbulkan stratifikasi kekuasaan. Namun globalisasi memberikan dampak bahwa terjadi perubahan cara pandang masyarakat Karangasem terhadap sistem kasta sehingga melahirkan sebuah transformasi kekuasaan pada masyarakat Karangasem selain juga karena pengaruh dari sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia.

Untuk memfokuskan penulisan makalah ini maka akan ditekankan pada diskripsi transformasi kekuasaan masyarakat Karangasem yang terjadi akibat pengaruh globalisasi.

2. Rumusan Masalah

Dari rumusan latar belakang yang telah disampaikan di depan, maka rumusan masalah yang disampaikan dalam makalah ini adalah : “bagaimana bentuk transformasi kekuasaan yang terjadi pada masyarakat Karangasem-Bali sebagai akibat dari pengaruh globalisasi?”
3.
Kerangka Pemikiran

Untuk menggambarkan terjadinya transformasi kekuasaan akibat pengaruh globalisasi yang terjadi pada masyarakat Karangasem maka akan digambarkan sebagai berikut :

Dengan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa masuknya pengaruh globalisasi pada masyarakat Karangasem yang pada akhirnya melahirkan perubahan yang terjadi pada masyarakat baik itu dari segi politik, ekonomi, dan sosial budaya. Akibat perubahan tersebut pula berdampak pada cara pandang masyarakat terhadap sistem kasta. Dengan adanya perubahan masyarakat terhadap cara pandang terhadap sistem kasta yang kemudian akhirnya melahirkan transformasi kekuasaan pada masyarakat Karangasem.

4. Sistem Kekuasaan di Bali

Dalam sistem kasta di Bali dikenal dengan adanya pengelompokan masyarakat ke dalam 4 (empat) kasta yakni : Brahmana, Ksatriya, Weisya, dan Sudra. Dalam hubungan keempat kasta ini masyarakat yang berasal dari kasta triwangsa, yakni yang berasal dari kasta brahmana, ksatriya, dan weisya sangat memegang peranan
dalam kehidupan masyarakat Bali, bahkan dalam era otonomi daerah dengan pelaksanaan Pilkada peranan kasta triwangsa juga sangat berperan penting dalam masyarakat untuk memilih Bupati/Wakil Bupati.

Dalam pergaulan sehari-hari pun masyarakat yang berkasta sudra berkedudukan sangat rendah. Seperti misalnya seorang yang berasal dari kasta sudra harus menggunakan Sor Singgih Basa, untuk menghormati kasta-kasta yang lebih tinggi. Dalam penggolongan kasta di Bali dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:

a. kasta Brahmana.

Kasta brahmana merupakan kasta yang memiliki kedudukan tertinggi, dalam generasi kasta brahmana ini biasanya akan selalu ada yang menjalankan kependetaan. Dalam pelaksanaanya seseorang yang berasal dari kasta brahmana yang telah menjadi seorang pendeta akan memiliki sisya, dimana sisya-sisya inilah yang akan memperhatikan kesejahteraan dari pendeta tersebut, dan dalam pelaksanaan upacara-upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh anggota sisya tersebut dan bersifat upacara besar akan selalu menghadirkan pendeta tersebut untuk muput upacara tersebut. Dari segi nama seseorang akan diketahui bahwa dia berasal dari golongan kasta brahmana, biasanya seseorang yang berasal dari keturunan kasta brahmana ini akan memiliki nama depan “Ida Bagus untuk anak laki-laki, Ida Ayu untuk anak perempuan, ataupun hanya menggunakan kata Ida untuk anak laki-laki maupun perempuan”. Dan untuk sebutan tempat tinggalnya disebut dengan griya.

b. Kasta Ksatriya

Kasta ini merupakan kasta yang memiliki posisi yang sangat penting dalam pemerintahan dan politik tradisional di Bali, karena orang-orang yang berasal dari kasta ini merupakan keturuna dari Raja-raja di Bali pada zaman kerajaan. Namun sampai saat ini kekuatan hegemoninya masih cukup kuat, sehingga terkadang beberapa desa masih merasa abdi dari keturunan Raja tersebut. Dari segi nama yang berasal dari keturunan kasta ksariya ini akan menggunakan nama “Anak Agung, Dewa Agung, Tjokorda, dan ada juga yang menggunakan nama Dewa”. Dan untuk nama tempat tinggalnya disebut dengan Puri.

c. kasta Wesya

Masyarakat Bali yang berasal dari kasta ini merupakan orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan keturunan raja-raja terdahulu. Masyarakat yang berasal dari kasta ini biasanya merupakan keturunan abdi-abdi kepercayaan Raja, prajurit utama kerajaan, namun terkadang ada juga yang merupakan keluarga Puri yang ditempatkan diwilayah lain dan diposisikan agak rendah dari keturunan asalnya karena melakukan kesalahan sehingga statusnya diturunkan. Dari segi nama kasta ini menggunakan nama seperti I Gusti Agung, I Gusti Bagus, I Gusti Ayu, ataupun I Gusti. Dinama untuk penyebutan tempat tinggalnya disebut dengan Jero.

d. Kasta Sudra

Kasta Sudra merupakan kasta yang mayoritas di Bali, namun memiliki kedudukan sosial yang paling rendah, dinama masyarakat yang berasal dari kasta ini harus berbicara dengan Sor Singgih Basa dengan orang yang berasal dari kasta yang lebih tinggi atau yang disebut dengan Tri Wangsa. Sampai saat ini masyarakat yang berasal dari kasta ini masih menjadi parekan dari golongan Tri Wangsa. Dari segi nama warga masyarakat dari kasta Sudra akan menggunakan nama seperti berikut :

- Untuk anak pertama : Gede, Putu, Wayan.

- Untuk anak kedua : Kadek, Nyoman, Nengah

- Untuk anak ketiga : Komang

- Untuk anak keempat : Ketut

Dan dalam penamaan rumah dari kasta ini disebut dengan umah.

Dengan uraian yang telah disampaikan di atas dalam penulisan makalah ini yang dimaksud dengan struktur kekuasaan dalam masyarakat Bali adalah struktur yang tercipta dalam kehidupan masyarakat Bali yang menciptakan elit-elit lokal dalam kehidupan masyarakat Bali. Dimana terbentuknya struktur kekuasaan tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor budaya sebagai warisan leluhur masyarakat Bali melalui sistem kasta, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

5. Transformasi Kekuasaan akibat pengaruh globalisasi di Karangasem

Menurut Agus Salim Pola perubahan sosial ada dua macam yaitu yang datang dari negara (state) dan yang datang dari bentuk pasar bebas (free market). Perubahan yang dikelola oleh pemerintah berorientasi pada ekonomi garis komando yang datang secara terpusat, sedangkan dari pasar bebas-campur tangan pemerintah sangat terbatas. Negara memberi pengaruhnya secara tidak langsung, sehingga pasar bebas lebih dominan.

Jika pada bagian struktur kekuasaan masyarakat Bali telah disampaikan bagaimana sistem kekuasaan Bali melalui sistem kasta, namun setelah mendapat pengaruh globalisasi kehidupan masyarakat Bali yang diwujudkan dalam usaha pengalihan sistem kasta menjadi sistem warna. Adapun gambaran mengenai sistem warna dapat dijelaskan sebagai berikut.

Bagi sebagian orang di Indonesia dan mungkin sebagian masyarakat Bali tidak mengenal sistem Warna dalam masyarakat Bali karena selama ini mengenal bahwa sistem pembagian masyarakat Bali hanya berdasarkan kasta saja. Namun tidak dapat dipungkiri memang kasta telah menjadi suatu sistem pengelompokan dan pemetaan kuasa masyarakat di Bali.

Warna adalah suatu sistem pembagian atau pengelompokan masyarakat berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang tersebut bekerja sebagai seorang pendeta atau menjalankan fungsi-fungsi kependetaan maka dia akan berfungsi sebagai warna brahmana, jika orang tersebut bekerja sebagai pemimpin di masyarakat maka dia akan berfungsi sebagai wangsa ksatriya, atau jika seseorang bekerja sebagai seorang pejabat penting lainnya dia akan disebut sebagai orang yang menjalankan warna weisya, dan jika seseorang yang melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh atau tenaga lepas dari seseorang maka ia dikatakan sebagai seseorang yang menjalankan fungsi sebagai warna sudra.

Akhir-akhir ini perdebatan mengenai kasta dan warna di Bali semakin menuai banyak pendapat, baik itu yang bersifat menerima apa adanya sebagai warisan leluhur, ada yang mencoba mengkritisi sebagai bentuk protes sosial dan upaya untuk menciptakan sirkulasi elit, ada yang mencoba memilahnya sesuai dengan situasi yang ada misalnya menerapkan konsep kasta ketika pada situasi adat istiadat namun menerima sistem warna sebagai praktek dalam kehidupan modern, dan terakhir ada yang menganggap bukan permasalahan serius ketika kekuasaan bisa diraih dengan berbagai macam cara.

Salah satu pendapat yang mencoba mengkritisi kasta dan warna, sebagaimana yang disampaikan oleh Made Kembar Kerepun, bahwa sistem Kasta di Bali merupakan sebuah rekayasa yang dibuat oleh masyarakat di Bali yang sangat cerdas dimana untuk menguatkan rekayasa tersebut para masyarakat yang disebut dengan aktor cerdas tersebut dengan sengaja membuat acuan-acuan dalam teks yang dalam kehidupan masyarakat Bali disebut dengan lontar yang bertujuan untuk membuat perlindungan utuk menguatkan rekayasa tersebut, dimana penulis mengemukakan sebagai payung hukum, dan pembenar. Made Kembar juga menyampaikan bahwa dengan adanya rekayasa tersebut telah merugikan, mensubordinasi, memarjinalkan, bahkan mendiskriminasi kaum di luar lingkungan Tri Wangsa dalam kehidupan sehari-hari.

Di Karangasem sendiri tranformasi kekuasaan pada masyarakat ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran pada pemegang kekuasaan. Dimana pada kekuasaan dengan sistem kasta menempatkan Puri Karangasem sebagai penguasa penuh, namun dengan adanya pengaruh pandangan baru terhadap masyarakat Karangasem merubah peta kekuasaan itu sendiri yang ditandai dengan lahirnya elit-elit baru di masyarakat Karangasem.

Hal ini ditunjukkan dengan sudah 3 (tiga) generasi Bupati tidak pernah dijabat oleh keluarga Puri Karangasem. Ketika memasuki masa kemerdekaan Indonesia, keturunan Puri Karangasem tersebut yang menjadi Bupati pertama Karangasem adalah anak pertama AAAA Ketut Karangasem, yakni Anak Agung Gede Jelantik. AA Gede Jelantik sempat digantikan oleh kalangan bukan Puri Gede (Puri Karangasem), yakni I Gusti Lanang Rai. Pengganti I Gusti Lanang Rai kembali berasal dari Puri Gede, yaitu Anak Agung Gede Karang-ayah AA Arya Mataram-hingga 2,5 kali masa jabatan (12 tahun) menjadi Bupati Karangasem.

Setelah masa itu, dari Puri Karangasem tidak ada lagi yang menjabat sebagai Bupati Karangasem. Mulai tahun 1970-an masa partai-partaian, tiga bupati di Karangasem tidak berasal dari puri dan biasanya jatah polisi. Bupati tersebut adalah I Ketut Merta, Sm.ik, kemudian pasca reformasi dijabat oleh Drs. I Gede Sumantara Adi Prenata, dan I Wayan Geredeg.

Selain dari dominasi terhadap jabatan Bupati, indikasi terhadap memudarnya kekuasaan Puri Karangasem juga bisa dilihat dari munculnya elit-elit baru yang mampu menguasai sumber-sumber ekonomi masyarakat Karangasem. Dengan pengaruh globalisasi dengan sistem kapitalismenya adanya elit baru di bidang ekonomi tersebut membuat terjadinya pergeseran pandangan masyarakat terhadap siapa yang berkuasa, karena dengan melihat kondisi perekonomian masyarakat Karangasem maka masyarakat akan cenderung “ikut” pada pemilik modal. Beberapa elit ekonomi baru yang muncul di Karangasem seperti : Gusti Tusan, Suryanata Sari, dan I Wayan Geredeg. Gambaran transformasi kekuasaan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya transformasi kekuasaan di Karangasem salah satunya mendapat pengaruh dari globalisasi yang memberikan cara pandang baru termasuk melahirkan kapitalisme. Dimana transformasi kekuasaan tersebut ditandai dengan adanya elit-elit baru yang mampu menggeser dari kekuasaan Puri yang berasal dari sistem kasta. Selain itu transformasi kekuasaan juga melahirkan diperjuangkannya sistem warna sebagai sebuah bentuk hubungan dalam masyarakat.

Dengan demikian hal ini merupakan sebuah fenomena di tengah semakin menguatnya kedudukan Puri karena pengaruh desentralisasi yang diterapkan dengan pelaksanaan Pilkada Bali. Sebagaimana yang terjadi pada Badung dan Gianyar.

Sunber : http://yellowcyber.wordpress.com/2010/04/05/tradisi-kasta-dan-nama-orang-bali/