Jumat, 11 Maret 2011

Mari kita bersama menulis skenario film. Saya awali dulu ya?

FADE IN:

INT. KANTOR DETEKTIF ROY NOVARY – PAGI

Wajah seorang pria kurus usia 30 tahun tengah serius menatap koran yang dia pegang.
Pria ini bernama ROY NOVARY, berambut hitam ikal, bermata tajam, alis tebal, klimis
dengan jas warna putih bersih serta dasi warna merah menyolok.

ROY (V.O.)
Hari ini ada klien pun, aku tetap bangkrut.

Roy meletakkan koran di meja, bangkit dari kursi, dan berkacak pinggang.

ROY (V.O.)
Kalau tak ada klien kemari, lebih baik kucari di luar.

Roy mengambil topi putih yang tergantung di hanger pakaian, memakainya, lalu
melangkah mantap menuju pintu keluar. Saat membuka pintu, di hadapannya
berdiri seorang wanita yang sama tinggi dengannya, sangat cantik, usia 29 tahun,
rambut hitam tergerai sepundak dan senyum yang menawan, MILA HANITA.
Roy beringsut melewati Mila, menutup pintu dan menguncinya.

EXT. KANTOR DETEKTIF ROY NOVARY – PAGI

ROY
Oh, maaf. Selamat pagi. Bisa kubantu?

MILA
Ya, aku mencari Roy Novary.

ROY
Roy Novary mau pergi sekarang. Mau ikut?

MILA
(tersenyum lebar)
Kok pergi, Roy? Aku butuh bantuanmu.

ROY
Kamu klien terakhirku. Ikut aku. Kita ngobrol di jalan.

MILA
Jalan kaki?
(agak kecewa)
Wegah aku.
(setengah berbisik)
Ra sudi aku mlaku.

ROY
(mengangkat topi)
Aku bangkrut.

MILA
Selamat.
(mengulurkan tangan)

ROY
(menepis tangan Mila)
Sudah tahu aku bangkrut malah memberi selamat.

MILA
Aku senang melihat kau sengsara.

ROY
Dengar, Nona Sableng. Aku tak kenal denganmu.

MILA
Namaku Mila. Mila Hanita.

ROY
Terserah namamu siapa, tak penting bagiku.

MILA
Bantu aku, Roy.

ROY
Bantu apa?

MILA
Mencari tunanganku. Dia menghilang minggu lalu.

ROY
Mencari tunanganmu itu bukan urusanku. Kenapa kau
tak minta bantuan Polisi?

MILA
Aku lebih percaya padamu.

ROY
Kau percaya pada detektif bangkrut?

MILA
Aku bisa membuatmu kaya dalam sekejap, Roy.

ROY
Memangnya kau ini penyihir?

MILA
Bukan seperti itu, tapi setiap pria yang melihatku pasti
terpesona padaku.

ROY
(mencibir)
Kecuali aku.
(menatap Mila dari rambut sampai kaki)
Tubuhmu memang sempurna, Mila.

MILA
(mengerjapkan mata beberapa kali)
Tampaknya kau juga mulai terpesona.
(memeluk Roy)

ROY
Aku normal dan belum pernah punya istri.

MILA
(melepaskan pelukan lalu menggandeng Roy)
Pacar?

Berdua mereka mulai berjalan kaki menyusuri –

EXT. JALAN RAYA ALBATROS – PAGI

ROY
(menggeleng)
None.

MILA
Pakai bahasa nasional, Roy.

ROY
Jangan mengaturku.

MILA
Aku biasa mengatur siapa pun yang kumau.
(melihat arloji digital)
Hampir jam sepuluh. Sudah sarapan?

ROY
Aku masih kenyang.

MILA
Itu bukan jawaban. Jawab yang benar, Roy.

ROY
Aku sarapan teratur tiap jam setengah tujuh pagi. Puas?

MILA
(mengangguk)
Paus(e).

Roy mendadak berhenti. Mila ikut berhenti dan memandang Roy tak mengerti.

MILA
Kenapa berhenti, Roy?

ROY
Paus(e).
(mulai berjalan cepat meninggalkan Mila)

MILA
Hey, tunggu!
(berlari mengejar Roy)

Mila menjajari Roy. Tiba-tiba Roy berjalan mundur.

MILA
Roy!

ROY
(melompat-lompat)
Kau takkan paham.

MILA
Kau sudah gila?

ROY
Aku baru mulai gila. Gila padamu.

MILA
(berlari mendekati Roy)
Katakan lagi?

ROY
Lupakan.

MILA
Kau harus jujur padaku, Detektif Roy. Aku percaya padamu.

ROY
Lebih baik kita mampir ke rumah makan. Kau bisa bercerita
padaku tentang hilangnya tunanganmu di sana.

MILA
Rumah makan mana?

ROY
(menunjuk ke seberang jalan)
Gasbot.

MILA
(menoleh ke arah yang ditunjukkan Roy)
Oh, itu? Ayo.

CUT TO:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar